Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: Pahlawanku

Tuesday 17 November 2015

Pahlawanku

Aku membuka ponselku tidak ada lagi pesanmu yang selalu memenuhi kontak masukku sekedar mengucapkan selamat pagi atau selamat tidur. Tidak ada lagi canda tawamu disetiap kebahagiaan, tidak ada lagi leluconmu yang selalu membuat aku tertawa. Tidak ada lagi tatapan matamu yang penuh kasih sayang yang membuat jantungku seakan terlepas, tidak ada lagi genggaman tanganmu yang membuatku kuat menghadapi masalah yang mendatangiku.

Sekarang seperti ada yang hilang. Aku berharap hari-hariku bisa berjalan seperti biasanya tanpa hadirmu. Dan sekarang aku bisa, walaupun ada yang kosong dihati ini.

Sekarang aku sadar, aku menyayangimu. Dan aku sadar, bukan dia yang nyayangiku tulus, tapi kamu yang selalu menyayangiku melebihi keluargaku menyayangiku. Kamu ingat saat aku pergi dari rumah karena broken home? Kamu kan yang menghidupiku selama 1 bulan. Uang jajanmu selalu kamu berikan untukku semua, sampai pakaianmu sudah berapa yang kamu jual hanya untuk menghidupiku? Banyak. Ku hitung-hitung jika hanya satu juta itu lebih. Bahkan kamu membelikanku seragam sekolah biar aku bisa lulusan dan coret-coretan denganmu walaupun aku belum lulus.

Kamu selalu memanggilku dengan sebutan sayang, tapi aku selalu memanggilmu mas. Kamu kuselingkuhi sekian kalipun kamu masih setia disiku. Bahkan kamu pernah meneteskan air matamu untukku, kamu ingat itu mas?

Aku menyesal telah memilih dia dibanding kamu yang jelas-jelas pacarku. Dan aku juga mengerti jika dia seorang playboy, bodohnya aku tetap kekeh memilihnya. Aku menyesal membuatmu kecewa, padahal aku tidak ada niat membuatmu kecewa. Dia sudah menyakitiku berulang kali, tapi aku selalu percaya dengan perkataannya. Berbeda jauh denganmu. Kamu selalu menjagaku, menjaga perasaanku lalu kusia-siakan begitu saja. Mengapa aku sebodoh ini?

Aku tak pernah membalas kebaikanmu, aku tak pernah sesayang kamu menyayangiku. Bahkan aku selalu melimpahkan amarahku semua ke kamu. Dan anehnya justru malah kamu yang meminta maaf. Sering aku berbohong, aku kencan dengannya tanpa sepengetahuanmu. Waktu kamu mengajakku bertemu, aku selalu banyak alasan. Tapi begitu dia mengajakku bertemu, aku selalu mengiyakannya. Aku sadar itu semua salah, tapi mengapa selalu kuulangi berlulang kali.

Kamu selalu mewujudkan apa yang aku inginkan, tapi aku tak pernah mau jika diharuskan begini begitu. Beberapa saat kita terdiam, itu membuatku marah. Aku berpikir kamu memutuskan aku secara sepihak. Setelah itu kamu muncul dengan memberi kabar, ini saat-saat terakhirmu di jogja karena kamu disekolahkan disana (luar kota) oleh orangtuamu. Tapi bukankah beberapa hari kemarin aku menemanimu mencari sekolah baru untukmu? Aku marah, aku juga menyembunyikan kesedihanku. (Bayangkan saja aku sedang tidur, dia mengetik pesan panjang lebar lalu membangunkanku menunjukkan tulisannya pada monitor yang berada di depanku) Sebenarnya aku benci dengan perpisahan ini.

Tidak tau mengapa aku selalu merasa sedih dan bersalah jika mengingat kejadian itu. Seperti ada ribuan bahkan jutaan penyesalan yang mendatangiku Apa kamu terluka karena aku? Aku menangis sejadi-jadinya dimalam ini. Aku seperti kehilangan pahlawanku.

Aku marah mengapa aku tidak bisa melupakanmu. Terutama kesalahanku terhadapmu. Setiap hari aku selalu berkeluh kepada Tuhan, ini semua tak adil bagiku.  Aku berpikir apa kamu sudah mendapatkan penggantiku? Kalau aku sudah mencoba mencari  selepas pergimu. Aku sudah mencoba dengan tiga orang. Dan hanya bertahan beberapa bulan saja, tidak cocok. Tidak ada yang sepertimu.

Di mimpiku kamu selalu ada, tapi di dunia nyata kamu menjadi mimpiku. Tak lupa kuucapkan terimakasih karena kejadian ini aku dan keluargaku akrab lagi. Tidak ada pergi-pergian lagi dari rumah. Aku punya Tuhan, aku punya keluarga, aku punya sahabat (eva) yang selalu ada untukku. Aku mengerti Tuhan sedang mengujiku dan akan menunjukjan jalan keluarnya untukku. 

Menurutku kamu yang terbaik dimataku, tapi belum tentu terbaik dimata Tuhan. Jika aku boleh meminta, aku ingin bersamamu lagi, akan kuperbaiki semuanya. Janji tak akan terulang kejadian yang dahulu.

Selamat jalan selamat mengejar cita-citamu disana, bahagiakan orang-orang terdekatmu. Terimakasih untuk semuanya, semoga Tuhan memberkati setiap langkahmu, sayang.

2 comments:

  1. Penyesalan pasti datang di akhir,,itu pelajaran yg berharga buat kamu,,d ambil hikmahnya saja ... " smoga Tuhan punya rencana indah buat kamu " GBU

    ReplyDelete

White Penis