Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: April 2019

Tuesday 30 April 2019

Sakit, bukan?

Kau tau apa yang menyakitkan? Bersamamu, namun tidak dengan hatimu. Bersamamu, namun selalu merasa sendiri.

Kau tau apa yang menyakitkan? Menunggu, sementara banyak diluar sana yang membuka hati untukku. Menunggu, sementara kau justru  menunggu yang lain.

Kau tau apa yang menyakitkan? Kisah kita, berakhir saat kita bahkan belum sempat membuat judul. Kisah kita, yang pernah mencoba ingin memulai dan entah bagaimana bisa berakhir.

Kau tidak gagal dalam memberiku kebahagiaan, aku yang denganmu tak pernah sedetik pun menyesal, satu pesan terakhirku; kau tidak harus selalu berbohong agar terlihat baik.

Jika nyatanya kau tidak nyaman, berterus-teranglah, aku tak apa. Karena pada akhirnya aku memang harus pergi juga, dan ya benar saja kau hanya menjadikanku tempat untuk mengisi waktu luangmu saja kan? Jika kau merasa bosan kau hanya akan terus kembali, karena kau tau aku akan selalu menerimamu, karena itu kelemahanku.

Harusnya aku pergi sejak dulu, agar aku tak jatuh terlalu dalam. Tapi apalah daya, ternyata aku yang tidak tau diri ini sangat keras kepala ingin menjadi satu-satunya yang membahagiakanmu, walaupun kau ternyata selama ini hanya berpura-pura agar aku tidak patah hati.

Aku rindu ketidakmungkinan kita...

Arghhhh semesta benar-benar menyebalkan, belum sempat menggenggam kita sudah berjauhan. Bahkan cerita kita berakhir disaat kita belum membuka halaman. Lalu untuk apa dipertemukan? Jancok, ini cobaan atau godaan?

Sunday 21 April 2019

Kau Ku Lepaskan

Aku tau kau sering pergi sampai lupa mengabari. Kau mungkin mengira aku kesepian, sehingga kau mencari seseorang untuk menemaniku di hatimu.

Hei bukan itu yang aku inginkan. Aku memang kesepian karena sering kau tinggalkan, namun memasukkan orang lain ke dalam hatimu yang sudah terisi olehku, itu tidak bisa ku terima.

Siapa dia yang kau biarkan masuk ke dalam hatimu selain aku? Aku tidak bisa berbagi tempat untuk orang lain. Itu sudah tempatku.

Kesekian kali kau runtuhkan kepercayaanku, kau ku maafkan. Namun untuk kali ini, maaf kau ku lepaskan. Aku tidak rela membagimu seujung kuku pun. Ya aku egois soal memiliki. Aku tidak pernah suka ada dia. Sebab jika kau mencintaiku, dia takkan pernah ada.

White Penis