Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: December 2015

Tuesday 29 December 2015

Aku yang Terluka Disini

Aku mengenalmu sebagi sosok malaikat yang menjagaku setiap saat, tapi aku mengenangmu sebagai setan yang selalu menghantuiku.

Amat sangat sakit saat kau langkahkan kakimu perlahan menjauhiku, walaupun kutau bumi itu bulat, maka semakin jauh kau pergi dariku akan semakin pula kau mendekat lagi padaku.

Tapi tidak untuk kali ini, kau melangkahkan kakimu dan berhenti disebrang jalan itu, dimana ada sesosok wanita berdiri.

Begitu cepatkah kau melupakanku? Setelah beberapa lama waktu kita habiskan bersama, secepat itukah datangnya penggantiku?

Kau bilang akan selalu disisiku, tidak ingatkah dengan perkataanmu dahulu? Kini semua telah terbalik. Aku percaya, lelaki hanya berjuang didepan saja.

Mungkin aku ini hanya sehelai daun dipohon rindang, yang lambat laun akan menguning dan meranggas tertiup angin entah kemana dan terhempas ke tanah lalu hancur seiringnya berjalannya waktu. Lalu tumbuhlah daun baru, ya. Itu penggantiku.

Luka yang teramat sangat sakit yang kau ciptakan begitu membekas sayang. Sampai hati kau lakukan ini kepadaku hanya demi wanita yang baru kau kenal itu? Dimanakah nuranimu?

Kukira kau yang paling mengertiku.
Kukira kau yang paling menyayangiku.
Kukira kau yang paling mencintaiku.
Kukira kau yang paling mengasihiku.
Ternyata kaulah pembuat luka.

Thursday 24 December 2015

uang dan waktu

Jika suatu saat ada yang memberiku pilihan antara uang atau waktu, aku akan memilih waktu. Karena menurutku waktu itu lebih segala-galanya dibandingkan apapun.Uang bisa dicari, sedangkan waktu? Mungkin bisa, tetapi tergantung orang yang akan kamu minta waktunya bersedia atau tidak.

Waktu itu mahal. Walaupun sering kubuang-buang percuma waktu senggangku, tapi itu dapat membuatku rileks. Karena pada dasarnya orang bekerja pun tak hanya mengejar materi semata, tapi juga mengejar CUTI untuk sekedar refreshing. Tidak percaya? Buktikan.

Begitu juga dengan permasalahan. Bukan uang yang menyelesaikannya, namum waktu. Karena duduk berdua menyelesaikan permasalahan lebih efisien daripada menyelesaikannya lewat telepon.

Begitu juga pacaran. Lebih nyaman jika bertemu langsung lalu bercanda gurau daripada punya banyak uang untuk membeli pulsa sebanyak-banyaknya supaya bisa bercanda via seluler. Helloooo? Itu pacaran atau kuis interaktif? *oops

Banyak yang bilang uang itu segalanya. Tapi tanpa disadari, uang dapat membuat orang lupa diri. Sedangkan waktu akan membuat segalanya menjadi lebih indah. Bahkan waktu juga menjadi obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka.

Jadi sekali lagi, aku akan memilih waktu. Because time is everything. Tak akan pernah kusia-siakan lagi seseorang yang berusaha memberikan waktunya untukku.

Wednesday 16 December 2015

Panggilan Tuhan

Biarkan aku terbaring dalam lelapku
karena jiwa ini telah lelah
dan biarkan aku istirahat
karena batin ini tak kuat lagi menyangga beban hidup

Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan harum mewangi disekeliling ranjang ini
taburlah tubuh ini dengan wangian mawar dan melat
Dan bacalah isyarat kematian yang telah tertera jelas di dahiku ini

Sekali lagi izinkan aku istirahat diranjang ini
karena kedua bola mata ini sudah tak mampu untuk menatap
Biarkan sajak-sajak nyanyian bersalut bergetaran dan menyejukkan jiwaku

Terbangkanlah dawai-dawai irama harpa dan singkapkan tabir lara dihatiku.
Hapuslah air matamu sayang
dan tegakkanlah kepalamu
Ikhlaskan kepergianku

Dekatilah aku
Ucapkan selamat tinggal untukku
Ciumlah mataku dengan ulasan senyummu
Dan biarkanlah misa meletakkan tangan lembutnya didahiku dan memberkatiku

Monday 7 December 2015

God Always in my side

Dulu aku sempat berpikiran bahwa Tuhan tidak pernah memikirkanku, Tuhan tidak pernah memperhatikanku, Tuhan tidak pernah memberikan keadilan untukku, Tuhan selalu memberiku cobaan, Tuhan selalu mengujiku, Tuhan selalu menempatkanku diposisi yang membuatku bersedih.

Sempat putus asa ketika Tuhan mengujiku terus-menerus. Ketika ada sesosok makhluk Tuhan yang mendekatiku dan ingin bersamaku, ketika itulah Tuhan selalu muncul dipikiranku, Tuhan selalu mendatangkan pikiran sebuah pilihan yang membuatku bingung. Apakah aku harus menerima cintanya atau justru memilih berteman saja.

Mengapa Tuhan selalu membuatku bingung? Saat aku sudah nyaman, aku sudah cocok dengannya, mengapa Tuhan selalu mendatangkan perasaan ragu? Tidak inginkah Tuhan melihatku bahagia sebentar saja? Doaku setiap saat meminta didekatkan dengan orang-orang yang tulus menyayangiku, bukankah dia jawabannya? Lantas mengapa Tuhan seakan-akan mempermainkanku?

Berbulan-bulan aku tidak bisa memutuskan pilihanku. Sampai akhirnya dia memilih enyah dariku. Aku sempat marah kepada Tuhan. Mengapa Tuhan membiarkanku seperti ini? Mengapa Tuhan?

Berpikir dan berpikir, bernalar dan bernalar, ikhtiar dan ikhtiar. Aku berusaha mencari jawaban atas pertanyaanku sendiri kepada Tuhan, karena mau bagaimanapun, sekeras apapun aku memaksa Tuhan menjawab pertanyaanku, dia tak akan bersuara.

Tibalah saat dia mulai mencari penggantiku, tanpa dia sadar dia telah melukaiku. Tetapi aku juga sadar, aku telah melukainya lebih dulu. Apa dia balas dendam? Tapi bukankah orang yang menyayangiku tidak akan membuatku terluka? Bukankah begitu Tuhan? Lantas mengapa dia seperti ini?

Inikah jawabanmu atas pertanyaanku Tuhan? Dengan menunjukkan semuanya ini tepat didepan mataku. Tapi mengapa? Mengapa Tuhan selalu menunjukkan hal-hal yang selalu tidak ingin kulihat? Mengapa Tuhan selalu membuatku bingung?

Aku bernalar Tuhan berkata seperti ini "lihatlah dia yang kamu anggap menyangimu tulus, coba perhatikan. Jika dia menyayangimu tulus, dia tak akan meninggalkanmu. Walaupun bukan sebagai kekasihmu dia seharusnya masih ada disampingmu sebagai temanmu, bukan malah mencari penggantimu. Aku tak membuatmu bingung atau apapun yang membuatmu terluka. Aku hanya ingin menunjukkan ini, bahwa dia bukan yang terbaik untukmu. Makadari itu aku tak mengizinkan kamu dimilikinya." oke aku mengerti.

Dari situlah aku mulai menyadari, sepenuhnya bukan salah Tuhan. Mungkin aku yang terlalu naif. Aku sadar Tuhan selalu disisiku, Tuhan selalu memperhatikanku, Tuhan tak pernah meninggalkanku, dan yang terpenting Tuhan masih menyayangiku. Thanks God, you always in my side.

Thursday 3 December 2015

No Caption

Aku tau aku bukan perempuan yang baik. Oleh karena itu aku juga tidak berharap besar akan mendapatkan lelaki yang baik. Tapi satu hal yang harus kamu tau, sejahat-jahatnya kamu, senakal-nakalnya kamu, kamu tetap yang terbaik dimataku.

Kadang aku iri dengan hubungan mereka yang bisa langgeng, aku iri jika melihat pasangan yang akur, aku iri! Kapan aku bisa seperti itu Tuhan? Apa Tuhan ingin melihatku menjadi perempuan yang iri hati? Aku ingin menjadi perempuan yang baik. Aku juga ingin mendapatkan lelaki yang baik pula. Aku lelah jika selalu ditemukan dengan orang yang salah. Tapi jika seperti ini terus, bagaimana aku akan menjadi perempuan yang baik?

Aku tau, tidak seharusnya aku menyalahkan Tuhan. Aku hanya ingin bahagia, tertawa bersama pasanganku tanpa ada orang lain yang terluka oleh tawa kami. Bisakah Tuhan?

Aku yang tegar ini, aku yang kelihatannya tidak pernah ada beban pikiran ini, aku yang selalu kelihatan bahagia ini juga menyimpan begitu banyak duka. Salahkah jika aku menangis? Ingatlah, aku seorang perempuan. Lantas kenapa kalian berkata aku cengeng? Aku punya hati yang begitu rapuh. Aku juga sama seperti perempuan-perempuan yang lain, yang akan menangis jika hatinya terluka.

Wednesday 2 December 2015

Aku Mengerti, Terimakasih.

Aku sempat berpikir, " Apa aku terlalu baik hingga akhirnya kebaikanku selalu dilupakan? Apa aku tidak bisa mendapatkan kebahagiaanku sendiri? Apa Tuhan sudah sebah mendengarkan ceritaku yang selalu tentang kamu? Mengapa Tuhan harus mempertemukan jika akhirnya hanya akan dipisahkan? " Itu pertanyaan yang selalu muncul.

Aku pernah berkata " Aku. Perempuan yang akan menuntunmu sukses, bukan menuntutmu sukses. Itu alasanku tidak memaksamu untuk chat setiap saat walaupun hanya sekedar bertanya 'kamu lagi apa'. Dan setelah kamu mencapai titik kesuksesanmu, disitu akan ada perempuan yang jauh lebih baik dariku. Aku paham, aku ikhlas :) "

Dan aku juga tau, kamu sebagai lelaki pun juga punya tugas tersendiri. Yaitu menuntunku kejalan yang jauh lebih baik, mengarahkanku ke arah yang jauh lebih baik. Dan disaat aku telah mencapai titik kesuksesanku menjadi perempuan yang jauh lebih baik dari aku yang sebelumnya, " Akan ada lelaki yang jauh lebih baik dariku. Aku paham, aku ikhlas. " pasti kamu juga berpikir demikian. Tapi kamu tidak mengerti, kamulah lelaki yang jauh lebih baik dimataku, bukan dia atau mereka.

Telah lama aku berpikir memutar otak untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul dibenakku. Dan kini aku tau, aku paham. Ternyata inilah alasanmu pergi menjauh perlahan-lahan dariku. Terimakasih untuk semua ajaran-ajaran yang membuatku menjadi perempuan yang jauh lebih baik. Semoga kamu menemukan perempuan yang jauh lebih baik dariku.

White Penis