Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: August 2017

Thursday 3 August 2017

BFF (Best Fake Friend)

"Sahabat adalah mereka yang selalu bersama dalam suka maupun duka walau dunia berkata kau tak lagi berharga"

Kata-kata diatas untuk best friend forever, bukan best fake friend.

Lalu apa yang membuat forever berubah menjadi fake?

PENGKHIANATAN

Saat seorang best friend selalu bersamamu, ada untukmu, menerima semua kekuranganmu, menyimpan rapat-rapat aibmu, bahkan rela berbohong hanya untuk melindungimu agar tetap terlihat baik di hadapan dunia. Bagaimana bisa semua itu dibalas dengan pengkhianatan? Apakah hanya dia yang menganggapmu sebagai sahabatnya, dan kamu menganggapnya sebagai sahabat hanya saat kamu sedang membutuhkannya saja? Bagaimana bisa?

Percayalah. Sahabat lebih berarti saat kamu tidak mendapatkan kebahagiaan di dalam rumah. Walau sahabat tidak memiliki harta berlimpah, tapi sahabat memiliki waktu dan kasih sayang yang sangat berlimpah untukmu. Sahabat rela memberikan apapun yang dia miliki hanya untuk menyenangkanmu, menghiburmu, membuatmu tertawa saat dunia mengucilkanmu. Sahabat tidak akan pernah meninggalkanmu. Sahabat selalu ada didepanmu, disampingmu, dibelakangmu. Mengapa disekitarmu? Karena sahabat tidak akan membiarkanmu jatuh. Sahabat akan menopang bebanmu, keluh kesahmu, semua dukamu. Sahabat tidak akan membiarkan sahabatnya merasa sendiri.

Berbeda dengan teman. Teman bisa banyak, ratusan bahkan ribuan. Namun sahabat? Hanya bisa dihitung dengan jari. Kamu bisa menghitungnya saat kamu berada dalam titik 0. Siapa yang ada untukmu, siapa yang membantumu, siapa yang tetap disisimu saat dunia menganggapmu tidak berharga, itulah sahabat. Sahabatmu.

Namun bagaimana dengan pengkhianatan? Bagaimana bisa terjadi? Jawabannya mudah. Ini hanya soal egoisme yang belum bisa dikendalikan. Entah iri atau merasa kalah saing. Ini pasti dirasakan. Jangan ditanya. Tidak ada gunanya. Pasti jawabannya "tidak".

EGOISME

Penyakit ini selalu menyerang setiap makhluk hidup. Tua ataupun muda pasti mempunyai ego. Ego ada 2 macam :

1. Ingin menang sendiri
     Ini biasanya memperebutkan sesuatu. Entah harta, tahta, atau cinta. Itu pasti. Sama-sama tidak mau mengalah yang berakhir perselisihan
2. Tidak perduli perasaan orang lain
     Ini biasanya terjadi setelah perselisihan muncul. Entah perang socmed atau perang mulut yang mengakibatkan rasa benci yang lebih karena kata-kata yang kurang enak didengar atau dibaca

Lalu bagaimana cara menghilangkan rasa egois tersebut? Apa obatnya?

MENGALAH

Ya. Mengalah. Itu obat satu-satunya. Namun kadang sebagian orang mengartikan mengalah adalah mengaku kalah. Jadi banyak orang yang enggan mengalah dan lebih baik putus persahabatan saja.

Apakah pendapat tersebut adalah keputusan ego?

BUKAN

Mengapa ini bukan disebut ego, padahal ingin menang sendiri? Karena ada kesalahan yang tidak bisa dimaklumi. Ada penyesalan yang tidak bisa dimaafkan. Ada luka yang tidak bisa diobati. Ada kekecewaan yang tidak bisa dihilangkan. Dan ada kepercayaan yang tidak bisa dikembalikan. Itu sebabnya mereka yang memiliki problema dengan sahabatnya memilih untuk mengakhiri persahabatan tersebut. Ya mungkin memaafkan masih bisa, hanya saja untuk bersahabat kembali lebih baik tidak.

Saat sahabatmu selalu menunjukkan sikap yang baik tidak pernah marah, memaklumi kesalahanmu, memaafkan kekhilafanmu. Ketahuilah, kamu hanya baru melihat sisi baiknya. Jika sahabatmu bisa berbuat sebaik itu, jangan heran jika suatu saat kamu berkhianat kepadanya, kamu tidak akan percaya jika kelak akan dia bisa berbuat sejahat itu.

Manusia tidak ada yang sempurna. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai sikap yang berbeda. Ada yang pemaaf ada yang pendendam. Ada yang baik ada yang jahat. Ada yang kalem ada yang semena-mena dan sebagainya.

Dan untuk kalian yang mungkin sekarang sedang bertengkar dengan sahabatnya dan sahabatmu memilih mengakhiri semuanya, jangan dendam. Intropeksi lebih baik.

White Penis