Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: 2016

Friday 9 December 2016

Tentang Hati yang (pernah) Patah

Seperti judulnya, hatiku pernah patah. Ya, patah. Namun tak begitu parah, karena aku hanya memakainya setengah.

Hatiku pernah patah. Patah saat aku membohongi perasaanku sendiri dengan menolak dia yang kusayangi ketika dia menawarkan dirinya untuk kumiliki hanya karena egoku yang terlalu tinggi.

Aku menolak karena dia pernah meninggalkanku untuk orang lain. Karena itulah aku tidak bisa menerimanya saat dia kembali datang karena menyesal.

Hampir satu tahun aku hidup dengan kemunafikan seperti ini. Menyayanginya dan (sangat) dekat dengannya namun aku selalu enggan menerima cintanya.

Perjalanan cintaku tak hanya sampai disitu saja, masih berepisode panjang. Dan tiba saat hatiku patah (lagi).

Hatiku pernah patah (lagi). Namun kali ini patah karena dipatahkan (bukan aku). Saat hatiku sepenuhnya kupercayakan padanya, kupikir dia dapat menjaga dan merawatnya (hatiku) dengan baik.

Di awal memang dia menjaganya dengan baik, bahkan dengan sangat baik. Hingga perlakuannya membuatku luluh. Namun itu tak bertahan lama. Entah sengaja atau tidak, sikapnya mulai berubah. Sikapnya tersebut mematahkan hatiku.

Sakit, kecewa, sedih semua membaur menjadi satu, hingga aku enggan mempercayakan hatiku kepada siapapun lagi. Perasaan takut akan kejadian yang lalu terulang lagi dan hatiku akan patah untuk yang kedua kalinya. Aku tidak mau.

Episode selanjutnya, aku mulai belajar dari pengalaman.

Hatiku pernah patah, kemudian patah (lagi). Aku tidak ingin hatiku semakin hancur. Aku mulai belajar dari pengalaman; aku menjalin hubungan tidak dengan hati. Jahat memang. Namun sangat sukar untuk menggunakan hati kembali.

Tak ada rasa cinta, tak ada rasa sayang, tak ada rasa nyaman. Ini hubungan macam apa aku sendiripun tak mengerti. Semuanya mengalir seperti air, tapi tidak dengan perasaanku.

Saat aku berpisah, hatiku patah namun tak begitu parah, karena aku hanya memakainya setengah (bahkan tidak).

Episode selanjutnya, aku mulai takut hatiku kembali patah.

Sangat sulit untuk mengubah status pertemanan menjadi percintaan. Aku takut jika salah satunya kelak meninggalkan, kedua hubungan tersebut akan berantakan.

Aku belum mempercayakan hatiku kepada orang lain sampai saat ini. Aku masih enggan. Aku belum siap jika hatiku kembali patah.

Aku selalu egois dalam hal ini. Aku hanya memikirkan hati dan perasaanku sendiri tanpa mempedulikan hati dan perasaan seseorang.

Aku hanya berharap, jika dia memang tulus, dia tak akan pergi saat aku bertingkah seperti ini. Dia akan tetap disisiku dan berjuang untuk memenangkan hatiku.

Saturday 22 October 2016

Tentang Kasih Sayang Seorang Ayah kepada Putrinya

Gue sebenernya iri akan hal ini. Tapi gapapa, gue nulis ini buat kalian. Semoga bermanfaat.

     Pernahkah kamu merasa jika Ayah tidak sebaik Ibu, jika Ayah tidak selembut Ibu, jika Ayah tidak sekalem Ibu? Pasti pernah. Mungkin memang kasih Ibu sepanjang masa, namun kasih Ayah sepanjang jalan. Mungkin memang surga di telapak kaki Ibu, namun surga Ibu ada di telapak kaki Ayah. Ayah dan Ibu selalu mengiringimu, mereka selalu disisimu, dan mereka selalu ada bersamamu.
     Saat Ibu mengandungmu, Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Mungkin memang Ibu yang mengandungmu, namun Ayah yang memperhatikan nutrisimu, perkembanganmu dll. Ayah bekerja tanpa lelah untuk membiayai check up kandungan Ibu ke dokter, membiayai kebutuhan calon bayi mereka, membiayai persalinan Ibu. Dan setelah kamu lahir, Ayah masih terus bekerja tanpa lelah hanya agar demi kamu dan Ibu tercukupi lahir dan batin.

1. Mungkin dilihat dari sisi luarnya, ayah memang keras, ayah memang garang. Namun pernahkah kamu melihat dari sisi dalamnya? Betapa lembutnya kasih sayang yang ia miliki.
     Ini pasti seringkali banyak dirasakan seorang anak. Seorang anak akan merasa jika Ayahnya galak dan selalu memarahinya disetiap waktu. Tidak sepertu Ibu yang selalu menasehati dengan lembut setiap anaknya melakukan kesalahan. Namun jangan berpikiran jika Ayah tidak peduli denganmu.
     Ayah sebenarnya sangat peduli denganmu. Ayah seperti itu karena Ayah tidak ingin melihatmu gagal dalam segala hal. Ayah ingin kamu berhasil, Ayah ingin kamu sukses.
     Taukah kamu? Setelah memarahimu, Ayah selalu merenung dan sejenak menyesali apa yang sudah dilakukannya. Sebenarnya dalam lubuk hatinya, ia tidak tega melihatmu bersedih apalagi sampai menangis karena amarahnya. Ayah merasa belum menjadi Ayah yang baik karena selalu membuat anaknya bersedih. Namun ia melakukan semua ini demi kebaikanmu sendiri.

2. Saat kamu sakit, Ayah seperti diam saja. Namun kenyataannya Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Bahkan sampai ia tak bisa tidur.
     Siapa yang selalu ada disaat kamu sakit? Ibu. Ya. Mungkin memang ibu yang selalu ada. Itu karena ibulah yang selalu merawatmu dengan telaten hingga keadaanmu membaik dan sembuh.
     Lalu kemana Ayah? Ayah hanya diam saja, semuanya diserahkan kepada ibu, seakan-akan tidak peduli. Tidak seperti itu. Jika kamu sakit, Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Ayahlah yang tak pernah henti memikirkanmu, tak pernah henti mengingatkan Ibu untuk merawatmu. Jika ia tak punya uang untuk pengobatanmu, Ayah yang pusing memikirkannya. Ayah akan bekerja siang malam hanya untuk membiayaimu berobat.

3. Saat putriya beranjak dewasa, ayahlah orang yang paling khawatir tentang masa depanmu.
     Sudah tidak aneh saat masih imut-imut kamu masih sering berada di rumah. Namun seiring bertambah usiamu, itu yang membuatmu jarang berada di rumah. Entah itu karena mengerjakan tugas kelompok yang menumpuk atau asik dengan dunia luar.
     Selain itu urusan asmara. Diusiamu yang terhitung masih belia mulai mengenal cinta-cintaan yang bahkan masih dikata cinta monyet. Apalagi jika kekasihmu sudah berani mengantar jemputmu.
     Disinilah Ayah akan terlihat over protektif dengan putrinya. Sering terjadi saat putrinya diantar oleh laki-laki, ia sudah standby di depan rumah dengan wajah sangarnya. Bahkan Ayah tak segan menginterogasi sampai memarahi laki-laki tersebut jika terlalu larut mengantar putrinya pulang.
     Ini yang seringkali membuat kebanyakan teman laki-laki putrinya takut mengantar sampai depan rumah, bahkan ada yang hanya mengantar sampai depan komplek karena takut kena amukan satpam penjaga pintu rumah si perempuan.
     Namun kamu jangan risih jika Ayah seperti ini. Sebenarnya, Ayah hanya khawatir karena ia takut kehilangan putrinya. Dengan putrinya mempunyai teman laki-laki, Ayah menganggap bahwa teman laki-laki putrinya telah merebut mutiaranya yang kini telah beranjak dewasa.
     Ini semua Ayah lakukan karena ia takut putri yang selalu ia jaga dan rawat sejak kecil sampai kebablasan dalam urusan cinta (monyet).

4. Ayah tidak ingin putrinya gagal dalam segala hal, sehingga Ayah terkesan keras mendidik anaknya.
     Berbeda dengan ibu yang cerewet dan sering marah-marah. Ayah itu jarang marah. Namun sekalinya ia emosi, Ayah kadang bisa melakukan kontak fisik. Terkadang, ayah juga bisa marah dengan mengeluarkan kata-kata yang sangat tajam karena menusuk hati. Namun semua perkatannya itu benar. Jika kamu bisa menangkap dan menerima maksud dari kata-katanya (yang terkesan tajam), niscaya kamu akan termotivasi untuk menjadi yang lebih baik. Namun biasanya kebanyakan anak selalu beranggapan "Ayah jahat".
     Jangan tersinggung jika Ayah suka galak. Itu semua untuk kebaikanmu agar kamu tidak mudah menyerah saat kamu gagal dalam suatu hal.

5. Saat kamu diluar rumah, Ayahlah yang paling mencemaskanmu. Ayah selalu meminta ibu menanyakan kabarmu.
     Ini juga sering terjadi saat kamu sedang berada di luar rumah, Ibu sedikit-sedikit sms, sedikit-sedikit telepon mengingatkanmu untuk agar jangan pulang terlambat. Dan ini sering membuatmu merasa risih dan malu dengan teman-teman. Itu semua ibu lakukan karena setiap orang tua pasti khawatir takut anaknya kenapa-kenapa di luar sana.
     Lalu bagaimana dengan ayah? Apakah ayah tidak khawatir?  Justru Ayahlah yang selalu meminta Ibu untuk menanyakan kabarmu. Dan sesampainya kamu dirumah, disaat itulah Ayah menunjukkan kekhawatirannya dengan sedikit memarahimu jika kamu pulang terlambat.

6. Ayah adalah lelaki yang tidak pernah menyakiti hati putrinya.
     "Papa is my Hero” Seorang Ayah tidak ingin melihat anaknya tersakiti. Apalagi masa-masa remaja seperti ini, sedang jaman galau-galauan. Untuk perempuan (kamu khususnya) yang sedang jatuh cinta dan sakit hati. Saat inilah putrinya akan lebih sering murung sendiri karena patah hati.
     Taukah kamu? Ayah diam-diam selalu memperhatikanmu. Dan ingatkah saat kamu kecil, jika kamu diejek atau dinakali temanmu, pada siapa kamu mengadu? Ayah. Yaps. Bahkan ia tidak segan-segan mencari tahu siapa yang membuat putrinya bersedih hingga melabraknya.

7. Saat kamu berhasil, Ayahlah orang terdepan yang sangat bangga atas keberhasilanmu. bahkan Ayah bisa saja menitikkan air mata.
     Kesuksekan tidak bisa didapatkan dengan cara yang instan. Untuk mencapai sebuah keberhasilan, semuanya membutuhkan yang namanya jatuh bangun dalam kehidupan. Selain itu, semua ini berkat dukungan orang-orang disekitarmu. Terutama, orangtua.
     Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya berhasil mencapai sesuatu yang kamu impikan selama ini? Bangga, senang, bahagia tentunya. Begitu juga perasaan kedua orangtuamu, terutama Ayah. Ayah pasti sangat bangga atas pencapaianmu dengan segala usahamu selama ini. Karena Ayah merasa berhasil dalam mendidik anaknya. Saat itu pula, Ayah bisa seketika menjadi sangat cengeng. Karena tidak biasanya seorang Ayah menangis dihadapan anaknya. 

8. Saat putrinya sudah berani membawa teman laki-lakinya pulang, ayah akan bersikap jauh lebih tegas dari biasanya.
     Ayah tidak ingin anaknya salah pilih dalam memilih pasangan. Tidak heran jika Ayah selalu berprasangka buruk kepada teman laki-lakimu. Karena Ayah tidak ingin putrinya terjerumus. Diam-diam Ayah mencari tahu seluk beluk teman laki-lakimu itu. Bahkan jika teman laki-lakimu sampai menyakitimu, ia tak akan segan melabrak bahkan memukulinya.
     Apalagi jika sudah soal masa depan. Karena menikah itu sebuah perjanjian yang mengikat seorang lelaki dan per. Intinya, wajib bagi yang sudah mampu. Tuh kan, nikah itu penting karena hubungannya bisa dengan Tuhan. Oleh karena itu, Ayah sangat berhati-hati soal hal ini.

9. Ketika selesai mengucap janji suci (Ijab Qabul) Ayah pergi kebelakang karena menangis.
     Untuk para perempuan, jika kalian menikah pasti Ayah yang menjadi wali nikahmu. Percaya atau tidak, setelah mengucap janji suci (Ijab Qabu) akan banyak kejadian dan Ayah akan minta izin kebelakang dengan alasan kebelet atau apa, namun sebenarnya dia ingin menangis. Ia menangis karena tugas Ayah sudah selesai. Dari mulai mengurus, membesarkan, mendidik. Karena sekarang putrinya sudah diambil sepenuhnya oleh suaminya. Dan kebahagiaan putrinya selanjutnya, ada di tangan suaminya.

-END-

Setelah baca tulisan di atas, pasti lo sekarang udah ngerti gimana besarnya kasih sayang Ayah yang sebenernya. Jadi, jangan sesekali lo berpikiran jika Ayah tidak peduli, galak, menjengkelkan dll. Itu semua Ayah lakukan semata-mata untuk kebaikan lo.
Iya sih gue sadar, kalo gue nggak akan bisa mengalami dan merasakan semua itu sampai finally gue nikah. Karena gue cuman bisa merasakan kasih sayang Ayah sampai umur 6/7tahun saja. Tapi gapapa. Gue punya Kakung yang selama ini menggantikan perannya sebagai Ayah walaupun usianya sudah senja. Semoga Kakung panjang umur, agar bisa menjadi wali dipernikahanku kelak.

Saturday 27 August 2016

Selalu Seperti Ini

Tak pernah terbayang sebelumnya jika aku harus menjalani hidup yang keras ini seorang diri. Tak pernah terbayang sebelumnya jika aku harus memikul beban seberat ini diusiaku yang masih dini.

Coba Ayah disini, coba dulu Ayah tidak pergi, keadaan tak mungkin akan menjadi seperti ini. Keadaan mungkin akan jauh lebih baik dari apa yang aku alami sekarang.

Aku benar-benar sendirian. Aku punya Ayah namun aku tak tau keberadaannya. aku punya Ibu namun aku tak tau keberadaan kasih sayangnya untukku. Aku punya Tuhan namun tak pernah aku menjumpainya. Aku pun juga punya teman namun aku tetap merasa sendirian.

Apakah setebal ini rasa benci yang menyelimuti hati kecilku atas keadaan yang aku alami sekarang, sehingga aku sulit untuk melihat dan memahami kasih orang-orang disekitarku? Apakah mata hatiku sudah buta? Apakah rasaku sudah mati?

Pada posisi seperti ini aku sangat sulit mengendalikan amarahku, selalu aku merusak apa yang disekitarku dan melukai diriku sendiri. Pikiranku frustasi, aku depresi. Jangan tanya bagaimana rasanya, yang jelas ini lebih sakit dari pukulan atau tamparan. Mungkin hanya dengan menulis seperti ini amarahku perlahan mulai melebur dan kemarahan berganti oleh sesenggukan tangisan lirih yang menenangkan.

Dan pada posisi seperti ini aku mulai bingung harus darimana aku menata masa depanku dan harus darimana aku menggapai mimpiku. Tak ada yang memberiku dorongan untuk ini. Berat memang rasanya, tapi apa boleh buat, semuanya telah terjadi.

Aku tau ini adalah aib keluargaku. Dan aku tak berniat membeberkan aib keluargaku sendiri. Aku hanya menumpahkan semua keluh kesahku disini, karena aku tak tau harus berbagi kesah dengan siapa. Cerita kepada temanpun aku sangat jarang jika tidak ditanya terlebih dahulu.

Beginilah aku, seorang gadis yang tertutup dengan masalah intern di dunia nyata, tapi selalu blak-blakan di dunia maya. Bukan apa-apa, hanya saja aku tak ingin meneteskan airmata dihadapan mereka, lebih baik meneteskan airmata di kamarku seperti ini tanpa diketahui siapapun. Biarlah mereka yang meneteskan airmata saat membaca setiap kalimat pada tulisanku.

Di paragraf terakhir ini air mataku mulai mengering, dan bengkakan pada kelopak mata mulai nampak, yang bertanda bebanku mulai berkurang, sedihku mulai berangsur menghilang. Aku sudah siap memulai dari awal lagi!

Thursday 7 April 2016

Mereka Bilang Aku 'Nakal'

Dipandangan mereka,
Mungkin aku ini sangat buruk
Haus akan kesenangan
Haus akan keceriaan

Ya. Aku memang menyukai kesenangan
Bersembunyi dibalik kesedihanku
Menghabiskan malam
Menyusuri jalanan dikala gelap
Menghirup udara dini hari

Kata mereka, aku nakal
Jelas saja, karena mereka hanya melihat sisi negatifku
Yang hanya,
Gemar keluar malam
Gemar berkawan dengan laki-laki
Gemar mengikuti konser
Gemar berdansa di alunan musik DJ
Gemar memabukkan diri
Gemar menghisap vape
Gemar mengumbar aurat

Kata mereka, aku liar
Jelas saja, karena mereka hanya melihat sisi negatifku
Tapi jujur,
Liar itu menyenangkan
Liar itu menantang
Merasa risih ketika harus pulang
Padahal malam masih panjang

Mereka hanya tahu namaku,
Mereka tidak mengenalku dengan baik
Mereka tidak tahu kepribadianku yang sesungguhnya
Selalu saja menilai dari sisi negatifku
Seakan tak pernah melihat sisi positifku

Mereka hanya tahu aku nakal dan liar
Mereka tidak tahu beban yang ku pikul sendirian
Mereka tidak tahu jika aku terluka
Mereka tidak tahu jika aku haus perhatian orangtua

Sebenarnya, aku bukanlah nakal ataupun liar
Aku hanya sedang mencari jatidiriku
Aku hanya sedang menikmati masa remajaku
Aku hanya sedang mengarungi dunia yang teramat palsu
Aku hanya sedang berusaha menutupi kesedihanku

Walau mungkin,
Terkadang aku lupa diri
Terkadang aku membangkang
Terkadang aku melewati batas
Terkadang aku tidak bisa di atur
Terkadang aku menyebalkan
Terkadang aku sangat pandai merangkai bualan

Itu semua masa laluku
Aku ingin perbaiki semuanya

Namun dari semua rangkaian tersebut,
Kau, Ayah dan Ibuku
Kau tetap kuhormati
Walau kalian sempat tak patut kujadikan panutan
Walau kalian sempat melukai perasaanku
Walau kalian sempat merusak mentalku
Walau kalian sempat menggoyahkan psikisku
Walau kalian sempat merobohkan bayangan masa depanku
Walau kalian sempat meruntuhkan asa yang ingin kuraih
Walau kalian sempat menghancurkan semuanya,
Tetap, i love you.

Monday 14 March 2016

Gadis Kecil Ayah

Apakah wanita itu lebih menyayangi dan mencintaimu melebihi rasa sayang dan cinta yang kumiliki untukmu, yah? Sampai hati ayah meninggalkanku hanya demi wanita tidak tau diri itu.

Tidak kah kau ingin melihat gadis kecilmu tumbuh dewasa?

Dulu aku sempat marah, disaat aku akan berangkat sekolah, tangan ayah tak pernah lagi bisa kucium. Dulu aku sempat marah, disaat teman-temanku diantar jemput ayah mereka sedangkan aku tidak. Dulu aku sempat marah, disaat aku menangis tidak ada sepasang tangan kokoh yang merengkuhku. Aku marah padamu, ayah.

Tidak kah kau rindu gelak tawa gadis kecilmu ini?

Saat aku merenung sendirian tak pernah luput selalu kurenungkan "Tuhan Baik", aku meminta agar ayah dikembalikan lagi disisiku. Entah sudah berapa ratus kali kuucapkan "Tuhan Baik" keadaan tetap tak berpihak padaku. Kenapa hidup tak pernah adil untukku?

Aku tak pernah diizinkan menangis, tidak bahkan menangis dipelukanmu ayah. Aku tak pernah diperbolehkan jatuh, karena tak akan ada tangan ayah yang akan membantuku berdiri. Aku tak pernah diberi kesempatan untuk mengeluh dan mengadu rasa letihku, bahkan untuk duduk dipangkuan silamu aku tak pernah bisa. Apakah aku salah ketika aku berkata aku benci ayah? Tidak kan, aku tidak salah. Bahkan kata-kata sayangmu tak pernah aku terima bahkan kudengar. Akupun tak pernah mengucapkan kata-kata itu, karena aku tidak mau terlihat lemah didepanmu, ayah. Karenamu aku tumbuh menjadi sosok gadis yang egois dan keras kepala.

Sungguh aku rindu saat-saat dahulu yah, saat aku masih menjadi gadis kecil kesayanganmu satu-satunya. Sebelum cinta, sayang, dan waktumu terbagi setelah wanita tidak tau diri itu muncul dikehidupanmu. Aku seperti kehilangan ayah, aku seperti kehilangan duniaku. Dunia yang setiap selepas magrib selalu mengajarkanku cara menulis. Pensil harus selalu diserut agar saat digunakan menulis akan terlihat rapi. Dan buku tulis harus tersampul cokelat. Aku telah diajarkan rapi sejak kecil. Namun rindu hanyalah sebatas rindu.

Aku bahkan lupa, kapan terakhir aku tertawa ria bersamamu. Yang masih kuingat hanyalah ketika aku merengek minta uang jajan sambil menduduki kedua ujung kakimu yang menjuntai di kursi ruang tamu. Dan cangkir besar itu masih melekat diingatanku. Cangkir yang selalu terisi teh atau kopi pada pagi, sore, dan malam hari. Aku sering memperhatikan bagaimana ayah menghabiskan isi cangkir besar itu. Dan aku pernah meminta satu cegukan, rasanya pahit tapi manis. Begitulah rasa kopi hitam asli. Tak luput juga disamping cangkir itu selalu ada bungkusan rokok yang menemani. Akupun pernah bertanya, lebih panas mana api dineraka dengan bara dipucuk rokok? Pertanyaan konyol. Lalu kurebut rokok dari jemari ayahku dan kutempelkan ujung yang menyala itu ke daguku, dan membekaslah luka itu hingga saat ini. Luka yang terkenang.

Suara scooter klasiknya selalu kunantikan saat sore tiba, yang pertanda ayah sudah pulang. Dan karena suara itu juga membuatku ketagihan untuk sekedar berkeliling kampung. Ayah tak pernah menolak saat aku meminta berkeliling dengan scooternya, walaupun ayah penat setelah pulang bekerja. Ku kenakan helm yang mirip bola dibelah dua dengan kacamata capung yang menempel dibagian depan. Suaranya yang mampu membuat gaduh satu kampung itu yang kunantikan. Ah ayah, sungguh indah masa-masa itu.

Sekarang aku tak tau dimana keberadaanmu, bagaimana kabarmu, masih hidup kah atau telah tiada. 

Apakah wanita itu melarangmu untuk bertemu dengan anak gadismu ini?

Tidak kah ayah tau bagaimana sifat ibu terhadapku semenjak ayah memilih wanita itu? Ibu selalu berselisih paham denganku, ibu tak pernah membelaku, ibu selalu ketus terhadap teman-temanku yang berkunjung kerumah. Aku hancur, yah. Banyak temanku yang berkata;

"ibu kamu belum pernah kehilangan anak, makannya dia gitu"

"mungkin di diri kamu ada yang mirip sama ayahmu, makannya ibu kamu selalu meluapkan rasa kecewanya ke kamu"

Segala upaya telah ku usahakan untuk mencarimu, ayah. Dari membuat fanbase dan fanpage. Hingga setiap hari aku memutar otak untuk membuat karangan yang kini sudah terhitung ribuan. Agar saat fanbase dan fanpage itu sudah booming, aku bisa mencarimu lewat follower dan para member. Semua itu semata-mata hanya untukmu, ayah. Tak mengapa kau tidak mengetahui usahaku ini.

Andai ayah ada saat masa-masa pertumbuhanku. Aku mewarisi semua yang ada di dirimu, yah. Sifat, perilaku, dan kecerdasanmu. Walaupun aku pernah mogok sekolah karena depresi. Tapi coba lihat gadis kecilmu ini sudah mulai rajin menulis apa saja yang dirasakannya. Aku ingin membuatnya menjadi sebuah buku yang hanya ku dedikasikan dari, hanya, dan untuk ayah seorang.

Pulanglah, yah. Akan kujanjikan kebahagiaan dimasa tuamu. Jangan pernah sungkan untuk pulang, aku masih dan akan selalu menjadi gadis kecilmu yang sama seperti dulu ketika masih berlarian memakai singlet dan celana dalam kemana-mana, dan yang selalu mengantuk saat belajar karena terlalu asyik bermain di siang hari.

Maafkan masa kecilku yang terlalu banyak marah, selalu merengek jika menginginkan sesuatu. Mungkin aku telah menemukan jawaban mengapa ayah tak pernah menemani hari-hariku hingga aku sedewasa ini. Yaitu karena ayah telah memberikan seluruh cintanya untukku "ayah percaya padaku". Ayah percaya aku bisa menjalani hidupku dengan baik, ayah percaya aku mampu berdiri sendiri disaat aku terjatuh, ayah percaya aku tak akan mudah menangis dan terpuruk, ayah percaya aku bisa berhasil dengan caraku, dan ayah percaya aku bisa membuatnya bangga.

Pernah sesekali bahkan seringkali aku menyalahkan takdir atas semua yang kualami. Tapi mungkin memang lebih baik seperti ini, agar supaya aku bisa sepert sekarang ini, tangguh dalam menghadapi segala ujian dari Tuhan.

Ayah... Aku yakin kita akan dipertemukan nanti, entah didunia ataupun diakhirat, ayah akan melihat anak gadisnya ini dengan mata yang berkaca-kaca penuh kebanggaan dan senyuman lebar yang tersungging dibibirnya. Akan kupeluk erat dan mungkin tak kan kulepaskan untuk waktu yang lama, tak lupa kubasuh serta kucium kedua kakimu. Surga ditelapak kaki ibu, tapi bagiku wangi kaki ayah pun akan membuat segala hal menjadi berkat.

Terimakasih, ayah. Aku tumbuh menjadi seperti apa yang ayah inginkan.

ttd.
Gadis Kecilmu

Wednesday 27 January 2016

Perkara Soal Move On

Siapa suruh masih kecil udah pacaran? Mumet ndase kan kalo nggak bisa move on gitu?

Buat lo yang udah kenal dengan yang namanya pacaran pasti lo akan ngerasain apa itu cinta, lo akan ngerasain apa itu kebahagiaan, lo akan ngerasain apa itu memiliki, lo akan ngerasain apa itu kebersamaan, tapi lo juga akan ngerasain apa itu kehilangan dan rasa sakit.

Masa awal-awal pacaran itu memang indah, kalo kata orang dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak. Lo akan lebih ngerasa diperhatikan, disayang, dicintai. Lo bisa mesra-mesraan kesana kemari, ngupload foto berdua sama pacar lo ke semua akun sosmed lo. Dan gue berani menjamin semua itu nggak akan bertahan lama. Akan ada masanya rasa bosan, rasa ketidakcocokan, rasa pengen dapet yang lebih itu muncul. Disitu lo baru akan ngerasain sakitnya. Sakit dicuekin, sakit digantungin, sakit nggak dihargain, sakit diselingkuhin, sakit didiemin, sakit diduain, sakit ditinggalin, hingga sakit diputusin.

Dan pada akhirnya, bukan waktu yang menyembuhkan tapi rasa ikhlas buat melepaskan. Melepaskan semua yang pernah ada dan pernah yang pernah terjadi. Rasa marah, kecewa, benci, dan menyesal pasti datang. Dan lo pasti akan ngebatin "coba dulu nggak sama dia, kenapa gue bodo banget gini, kenapa gue nggak bisa lupain dia". Ya karena penyesalan itu datangnya diakhir, kalo didepan itu pendaftaran.

Fase berikutnya lo akan dihadapi pilihan :
1. Nungguin dia disakitin sama selingkuhan/pacar barunya atau nungguin dia menyesali semuanya dan balik kepelukan lo lagi
2. Melupakan dia beserta kenangannya dan mulai membuka lembaran baru walau sulit.

Well. Kalau lo ditanya lo termasuk yang mana pasti lo jawab no 2 tapi hati lo pilih no 1. Iyakan? Yups, sebenernya cuma buat nunjukin ke orang-orang aja kalo lo mau move on dan nggak mau terus-terusan galau.

Kadang biar disangka udah move on, banyak juga yang nyari pacar baru. Tapi haruskah punya pacar baru itu disebut move on? Menurut gue sih enggak. Karena mereka yang baru putus lalu punya pacar baru itu cuma biar bisa lupa sama mantan, tapi itu justru belum move on karena mereka cuma pengen keluar dari siklus galau dengan mencari pelarian.

Lo memang nggak akan bisa membohongi diri lo sendiri dengan mencari pengganti yang mirip dengan dia. Disisi lain lo tau kalau itu bukan dia, dan semirip-miripnya pun itu tetap bukan dia. Lo harus belajar mengikhlaskan sesuatu yang udah pergi dan yang bukan milik lo lagi.

Move on bukan perkara melupakan seseorang dan sesuatu yang pernah ada dan pernah terjadi. Karena apa yang udah terjadi nggak akan bisa terlupakan. Di sekolah pun gue diajarin mengingat bukan melupakan. Dan move on juga bukan perkara tentang melupakan dengan mencari pelarian. Karena semakin lo berusaha melupakan, akan semakin sulit langkah lo buat move on karena lo cuma fokus ke satu orang, yaitu mantan. Sama halnya semakin lo benci semakin lo marah, nggak akan menutup kemungkinan juga lo akan makin cinta dan makin sakit.

Move on itu soal mengikhlaskan, merelakan, dan menerima kenyataan kalau dia udah pergi dan bukan milik lo lagi. Itu setau gue.

Tapi kalau menurut dictionary sama alfalink gue (tadi gue translete) move on atau moving on itu artinya bergerak. Yaudah gue menyimpulkan sendiri kalau move on adalah melangkah ke depan membuka lembaran baru, menutup lembaran lama, dan pasang spion kehidupan. Jadi nggak perlu melangkah ke belakang lagi kalau kangen masa lalu, cukup hanya dengan melihat ke spion.

Kalo gue sendiri move on itu perkara gampang :
1. Pas kumpul sama temen lupain sejenak tentang masalah mantan, karena gue nggak mau waktu hangout gue keganggu sama urusan begituan
2. Curhat ke temen yang kocak, kalo gue lagi sedih dia selalu bilang "halah mbok uwes mending dolan seneng-seneng hahaha" bukan yang bisanya bilang sabar doang, itu malah bikin gue tambah kepikiran
3. Buka lembaran baru dengan orang-orang baru. Welcome dikit gitulah
4. Nulis. Hm itu gue banget, semuanya gue curahin ketulisan. Selain diblog bukan dibuku diary, tapi dicelengan. Gue diajarin buat nulis setiap masalah yang nggak mungkin gue umbar dikertas terus dimasukin ke celengan dan dibuka pas gue udah ngerasa gue berhasil nyelesaiin masalah gue sendiri. Kalo lo udah nyoba, lo bakal ketawa-ketiwi pas baca lipatan demi lipatan kertas itu
5. Gue anti sama yang namanya posting galau soal mantan di berbagai medsos. Karena gue tau, semakin gue galau bakal si mantan tambah besar kepala dan ngebatin "hahaha ciyan mantan gagal move on" kan tai. Jadi kalo gue posting quotes sedih di Fanpage Cangkemu Ambrol dan Twitter @CangkemuAmbrol itu cuma khiasan aja kok, kalo diakun pribadi gue @monikekaris itu baru galau beneran
6. Gue memang nggak terlalu mikirin soal mantan. Masalah hidup gue udah berat jadi nggak perlu lah ditambahin beban lagi. Gue kalo inget ya kadang sedih tapi kalo nggak inget ya gue lupa gitu aja
7. Dan gue juga nggak terlalu khawatir kalau hubungan gue sama mantan bakal rusak. Karena sejauh ini hubungan gue sama mantan-mantan gue masih akrab-akrab aja nggak ada masalah sampai sekarang.

Hm... Gue tau nggak semua orang bisa tenang ngadepin soal move on dari mantan. Dan nggak sedikit juga yang komentar kalau move on itu nggak segampang bilang aku wes move on. Iya gue tau move on itu nggak gampang, karena otak dan pikiran bakal ngasih lo 1001 macam alasan, suara, bayangan, ingatan saat lo masih bersamanya hingga saat lo dicampakin.

Buat lo yang susah move on (pasti pas pacaran sering kelon?) gapapa lo nangis, karena nangis itu cara tersehat buat meluapkan amarah dan kebencian. Gapapa lo dibilang kaya anak kecil karena ngeblock semua pertemanan lo sama dia di media sosial, kalo memang itu bisa ngerasa lebih tenang dan mau ngejauhin dia dari pikiran lo. Gapapa lo menghindar dan nggak mau ketemu, kalo itu bisa ngehindarin lo dari nonjok/nampol/nyepak anunya. Jangan biarin orang lain yang ngatur lo mesti gimana ngelarin masalah patah hati lo. Toh rasa sakit dan kecewa juga lo yang ngerasain, bukan mereka. Mereka tau apa?

Tapi kalau lo masih aja bayangin gimana dulu lo seneng-seneng sama dia, gimana dulu lo ciuman sama dia, gimana dulu lo pelukan sama dia, gimana dulu lo grepe-grepe sama dia, gimana dulu lo kuda-kudaan sama dia, dan lo masih mikirin gimana dia campakin lo, gimana dia tega nyelingkuhin lo, dan gimana dia nyakitin lo dengan sikapnya. Lo nggak akan bisa melangkah kedepan, lo nggak akan ngerti apa itu move on. Semua upaya yang udah lo perbuat hanya akan sia-sia. Gue tau buat jalani semua ini memang nggak segampang baca artikel gue maupun artikel digoogle lainnya. Tapi perlahan langkah kecil lo yang berat akan jadi ringan karena terbiasa.

Saran gue, jangan lo benci sama mantan lo. Karena benci itu cikal bakal cinta, cinta itu asu, asu itu kamu, kamu itu tai. Jangan berpikiran gitu ya! Gimanapun dia pernah ngasih kebahagiaan buat lo, walaupun hanya sementara lalu pergi. Anggap aja ini langkah pendewasaan diri, semoga lo bisa dapet tambatan hati yang sayang tulus sama lo. Dan ingat, move on bukan hanya perkara melupakan tapi juga mengikhlaskan.

Friday 15 January 2016

BROKEN HOME

"Lo gak dicariin jam segini masih diluar?"
"Orangtua lo asik ya ngebasin elo"

Hehe.. Pernah nggak sih dapet komentar kaya gitu? Malah sering sih. Bingung juga mau jawab gimana kalau dikomentarin gitu. Akhirnya cuman bisa jawab di iya enggak-in aja buat ngeyakinin mereka kalo nggak usah ngekhawatirin gue.

Sebenernya bukan nggak dicariin kalo udah larut malem tapi belum pulang. Dulu sih sering ditelepon disms bahkan sampai dicari segala, tapi itu dulu. Sekarang semua udah berbalik 180 derajat saat gue udah nggak nemuin lagi suasana indah dalam rumah, kenyamanan dalam rumah, kebahagiaan dalam rumah, bahkan sampai gue ngerasa asing masuk rumah sendiri. Kalian ngerasa gitu nggak sih?

Broken home, seperti judulnya. Isi tulisan ini adalah soal keluarga yang berantakan, soal kebahagiaan yang hancur, soal masa depan yang kalang kabut, soal isi kepala yang semrawut bagai jembut, soal rasa rindu yang tergantikan oleh kebencian.

Macam-macam broken home (analisa gue) :
1. Ayah meninggalkan aku dan ibu begitu saja lalu mereka bercerai
2. Ibu meninggalkan aku dan ayah begitu saja lalu mereka bercerai
3. Ayah dan ibu meninggalkan aku saat masih kecil hingga kakek dan nenek yang membesarkanku
4. Ayah punya istri muda (ceritanya kaya Reva #AnakJalanan hehe)
5. Ibu menikah lagi lalu dikaruniai seorang anak dari ayah (tiri)ku tapi mereka lebih sayang dengan adik (tiri)ku hingga mengabaikanku
6. Ayah dan ibu selalu berselisih paham dan bertengkar setiap hari dirumah
7. Ayah dan ibu terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing hingga tak pernah ada waktu untukku

Lo termasuk yang mana?

Biar kata ceritanya beda-beda tapi tetep rasanya sama :
1. Broken home buat gue kehilangan hidup
      Nggak ada lagi semangat buat hidup, hidup rasanya capek banget, murung dan murung tiap hari, monoton.
2. Broken home buat gue kehilangan masa-masa indah
      Masa-masa yang harusnya gue nikmatin sama temen-temen gue kini hancur. Masa remaja gue ngambang. Waktu yang harusnya gue habisin bareng temen-temen gue kini cuman bisa gue habisin dikamar.
3. Broken home buat gue kehilangan tujuan hidup
      Hidup gue yang dulunya lurus sekarang nggak berarah. Nggak kebarat nggak ketimur nggak keutara nggak keselatan nggak ke atas nggak kebawah nggak kedepan nggak kebelakang nggak kekanan nggak kekiri, tapi diantara tenggelam dan ngambang.
4. Broken home buat gue berantakan
      Hidup gue dulu penuh warna, sekarang gelap, gelap banget. Hingga gue terjerumus kedalam kegelapan itu. Dandanan amburadul, penampilan amburadul, kelakuan amburadul.
5. Broken home buat gue jadi iri dengki
      Gue ngiri sama mereka yang bisa cium tangan kedua orangtuanya sebelum pergi kemanapun, gue ngiri sama mereka yang dapet hadiah ini itu dari orangtuanya karna juara kelas, gue ngiri sama mereka yang selalu ditanya sama orangtuanya gimana tadi disekolah atau sekedar ditanya udah makan atau belum, gue ngiri sama mereka yang bisa cerita liburan sama keluarganya, gue ngiri sama mereka yang sering upload foto pakai caption family sedangkan gue foto keluarga aja gue satupun nggak punya.
6. Broken home buat gue kehilangan kasih sayang orangtua
      Kangen sama perhatian yang gue dapetin dulu, kangen dapet kasih sayang dari mereka dulu. Tapi sekarang gue udah lupa gimana rasanya. Seakan mati rasa kalo ngomongin soal kasih sayang.

"Ngerti apa sih lo soal broken home? Jangan sotoy deh"

Pernah dapet komentar kaya gitu, antara pengen nampol dan pengen ketawa kalo mau jawab. Udah jelas gue tau banget, gue paham banget, karna gue sendiri juga korban broken home.

"Yaelah cengeng banget sih masalah gituan aja, sakitan juga patah hati sama pacar!"

Hello, broken home bukan masalah kecil seperti cinta. Broken home adalah masalah besar yang dapat mempengaruhi psikis bahkan sampai kejiwaan, terutama buat anak. Broken heart sama pacar pasti kelak dapet penggantinya. Lah broken home? Cari pengganti ayah atau ibu itu nggak segampang nepuk jidat lo.

Menurut gue yang paling menyakitkan itu adalah perceraian orangtua. Apalagi kalo perceraian terjadi pada saat usia anak masih dibilang kecil. Tumbuh di lingkungan sosial dengan label "Korban Broken Home" pasti akan berdampak buruk bagi mental, psikis, dan kejiwaannya. Perasaan kecewa, terbuang, merasa nggak dicintai dan keinginan mendapatkan kasih sayang utuh dari orang tuanya yang nggak pernah terwujudkan dapat membuat seorang broken home terbentuk menjadi pribadi yang tertutup. Hilang kepercayaan terhadap Tuhan, prestasi sekolah menurun, merasa berbeda dengan teman seusianya, mencari pelampiasan atas kekesalan diri, selalu berpikiran negatif terhadap sesuatu hal.

Kadang gue benci sama motivator broken home didunia maya. Gue mikir mereka bisanya cuman nyuruh sabar dan sabar, mereka nggak pernah bisa ngrasain jadi gue. Gue nggak tau latar belakang mereka dari keluarga broken home atau bukan, karna itu gue berpikir demikian. Dan disini gue pengen jadi motivator buat kalian korban broken home, inilah kenapa gue nulis artikel ini. Gue pengen ngebuktiin kalo gue sebagai korban broken home sejak gue masih TK nggak tolol-tolol banget, nggak hancur-hancur banget, nggak berantakan-berantakan banget. Gue masih punya otak buat mikir dan nulis artikel sepanjang ini.

Buat kalian korban broken home, gue cuman bisa bilang sabar. Ambil hikmahnya siklus kehidupan ini. Mungkin kita manusia pilihan Tuhan yang paling di istimewakan karena udah di uji seberat ini sejak kecil. Jangan pernah putus asa, setelah badai pasti akan ada musim semi. Kalo lo masih terjebak di dunia lo yang gelap, coba buka perlahan-lahan mata lo, lo perlu lihat gimana indahnya dunia lo yang dulu. Nggak ada gunanya lo berlama-lama di lembah hitam itu. Buktiin ke mereka semua yang ngehina lo dan ngehina keluarga lo kalo lo bisa menjadi seseorang di masa yang akan datang.

Dan buat kalian yang (bukan korban broken home) keluarganya masih utuh, gue mohon dengan amat sangat, hargai kami anak broken home. Jangan hina kami, jangan jatuhkan kami, dan jangan pernah sesekali hina keluarga kami. Lo nggak pernah tau rasanya jadi kami, lo nggak pernah tau rasanya kehilangan kasih sayang keluarga, lo nggak pernah tau rasanya di anggap berbeda, dan lo nggak akan pernah tau rasanya lo seakan sendirian di dunia ini. Dan satu lagi, jaga keluarga lo baik-baik. Sayangi orangtua lo. Sekecewa apapun itu lo sama orangtua lo, tetaplah berbakti sama mereka. karna suatu saat nanti pas mereka udah nggak ada, lo baru ngerasa kehilangan.

"Suka dukanya jadi korban broken home menurut lo?"

Mungkin kelihatannya lebih banyak dukanya ya? Salah. Dukanya itu cuman sedikit tapi bersifat berkepanjangan, bahkan nggak akan pernah terlupakan sampai matipun. Kekecewaan yang mendalam itu pasti, mental jadi tepos juga iya, psikis goyah juga termasuk, kejiwaan nggak stabil bisa juga. Nggak cuman itu, gara-gara broken home gue pernah kejebak di masa kelam, tapi perlahan-lahan gue bisa bangkit walaupun masih sering tergoda dengan indahnya dunia gelap.

Kalo sukanya justru lebih banyak. Broken home ngajarin gue buat sabar, tabah, tawakal ngadepin kehidupan ini. Broken home ngajarin gue buat nerima apa yang udah digariskan Tuhan. Broken home ngajarin gue arti sebuah perjuangan buat menyamakan dan mensejajarkan diri dengan orang lain (dari keluarga utuh) yang seumuran sama gue itu nggak gampang. Broken home ngajarin gue gimana cara menatap masa depan disaat gue sudah berkeluarga, gimana cara menjaga keutuhan keluarga gue dalam menghadapi setiap cobaan Tuhan, dan gimana cara biar anak-anak gue kelak nggak akan ngalamin apa yang gue alamin dulu. Berkat broken home gue bisa ngerasain pahit manisnya kehidupan disaat gue masih remaja. Berkat broken home gue ketemu orang-orang baru yang menurut gue jadi acuan gue buat selalu tersenyum. Dan berkat broken home gue bisa dapet inspirasi buat nulis artikel ini.





secara batin gue terluka, secara emosi gue kacau, secara mental gue depresi, dan secara fisik gue tersenyum.

Sunday 10 January 2016

Sedikit Tentangku

Aku memiliki teman yang bahkan terhitung banyak, aku pun memiliki keluarga dan kerabat yang terhitung banyak, aku juga memiliki seorang sahabat yang amat kusayangi. Namun aku masih merasa jika aku hidup sendirian.

Aku menyukai keramaian jika sedang berada diluar rumah, aku juga termasuk orang yang supel dan mudah membaur dengan orang-orang baru. Namun tetap aku masih merasa hidup sendirian.

Entah karena apa aku juga tidak mengerti dengan diriku sendiri. Disaat teman-teman seusiaku tengah menikmati masa remajanya, aku justru lebih memilih terdiam dikamar.

Dan bahkan disaat mereka saling mengumbar kemesraan bersama pasangan mereka, aku lebih memilih untuk sendiri dan entah aku tidak begitu tertarik lagi dengan yang namanya pacaran. Bukan karena trauma atau apa, tapi memang aku tidak begitu tertarik saja.

Aneh? Iya aneh.

Sebenarnya mauku hanya berbahagia dengan caraku sendiri. Ya, mustahil memang. Tapi itu yang selalu aku renungkan dikamarku, berbahagia dengan caraku sendiri tanpa belas kasihan dari siapapun karena aku berbeda.

Apakah caraku salah? Jika salah tolong tunjukkan cara yang benar, jangan hanya menyalahkan saja. Aku benci hal itu. Mereka hanya senang menggurui tetapi tidak pernah memuridkan dirinya sendiri.

Aku benci dihina
Aku benci dihujat
Aku benci digurui
Aku benci dimaki-maki
Aku benci direndahkan
Aku benci diremehkan
Aku benci disindir
Aku benci disamakan dengan anjing
Aku benci dipandang sebelah mata
Aku benci disalahkan atas apa yang tidak kuperbuat.

Aku hanya ingin dihargai saja! Apakah itu juga salah?

Aku tau dan aku mengerti jika aku berbeda dengan orang-orang normal pada umumnya. Tapi bukankah "hanya ingin dihargai" itu juga termasuk kategori normal? Jadi apa salahnya aku meminta dihargai saja? Mungkin otak kalian saja yang beranggapan jika aku berlebihan.

Sejak ditinggal ayahku, aku seakan dilatih menjadi sesosok perempuan yang keras. Jadi maaf jika perkataanku sering menyakiti kalian. Tapi kembali lagi pada pepatah "tak akan ada asap bila tak ada api".

Paham? Perlu dijelaskan?

Oke, begini; sebenarnya aku bisa menahan emosi dan amarah jika tidak ada yang menyakitiku lebih dahulu. Jadi jangan salahkan aku jika aku berkata kasar. Semua ada alasannya.

Dan misalkan memang aku yang menjadi alasan atau sebab, pasti setelah akibat itu muncul aku akan mengucapkan maaf terlebih dahulu. Tetapi kadang maafku hanya dianggap pura-pura atau negosiasi saja.

Lalu mereka akan menyudutkanku lewat kata-kata sindiran diberbagai media social agar dunia tau jika seakan-akan aku yang bersalah dan aku yang bersikeras tidak mengakuinya dan terkesan mengelak. Hahaha biar apa? Kalian haus dukungan? Padahal aslinya aku sudah mengucap maaf terlebih dahulu.

Jika ingin menjatuhkanku bukan begitu caranya. Itu cara yang sangat menjijikkan.

Apakah aku pernah mengusik hidup kalian?
Apakah aku pernah mencaci hidup kalian?
Apakah aku pernah ikut campur masalah kalian?
Apakah mulutku pernah melukai hati kalian?
Apakah tanganku pernah menyakiti fisik kalian?
Apakah aku menyusahkan hidup kalian?
Apakah aku merepotkan hidup kalian?
Apakah aku salah jika bertanya demikian?

Jawablah.

Tolong berkaca dahulu sebelum menghinaku. Hidupku memang pernah kelam, tapi tak seharusnya kalian menghakimiku demikian. Hidup kalian belum tentu lebih baik dari hidupku.

Memang aku bukan anak orang kaya seperti kalian.
Memang aku tak mempunyai keluarga utuh seperti kalian.

Aku hanya seorang anak brokenhome yang ingin menyamakan diri dengan anak-anak seusiaku diluar sana. Bukan dihujat ataupun dihina.

Aku benci diperlakukan seperti itu. Jika kalian ada masalah pribadi denganku, tolong berterusterang saja.

White Penis