Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: 2015

Tuesday 29 December 2015

Aku yang Terluka Disini

Aku mengenalmu sebagi sosok malaikat yang menjagaku setiap saat, tapi aku mengenangmu sebagai setan yang selalu menghantuiku.

Amat sangat sakit saat kau langkahkan kakimu perlahan menjauhiku, walaupun kutau bumi itu bulat, maka semakin jauh kau pergi dariku akan semakin pula kau mendekat lagi padaku.

Tapi tidak untuk kali ini, kau melangkahkan kakimu dan berhenti disebrang jalan itu, dimana ada sesosok wanita berdiri.

Begitu cepatkah kau melupakanku? Setelah beberapa lama waktu kita habiskan bersama, secepat itukah datangnya penggantiku?

Kau bilang akan selalu disisiku, tidak ingatkah dengan perkataanmu dahulu? Kini semua telah terbalik. Aku percaya, lelaki hanya berjuang didepan saja.

Mungkin aku ini hanya sehelai daun dipohon rindang, yang lambat laun akan menguning dan meranggas tertiup angin entah kemana dan terhempas ke tanah lalu hancur seiringnya berjalannya waktu. Lalu tumbuhlah daun baru, ya. Itu penggantiku.

Luka yang teramat sangat sakit yang kau ciptakan begitu membekas sayang. Sampai hati kau lakukan ini kepadaku hanya demi wanita yang baru kau kenal itu? Dimanakah nuranimu?

Kukira kau yang paling mengertiku.
Kukira kau yang paling menyayangiku.
Kukira kau yang paling mencintaiku.
Kukira kau yang paling mengasihiku.
Ternyata kaulah pembuat luka.

Thursday 24 December 2015

uang dan waktu

Jika suatu saat ada yang memberiku pilihan antara uang atau waktu, aku akan memilih waktu. Karena menurutku waktu itu lebih segala-galanya dibandingkan apapun.Uang bisa dicari, sedangkan waktu? Mungkin bisa, tetapi tergantung orang yang akan kamu minta waktunya bersedia atau tidak.

Waktu itu mahal. Walaupun sering kubuang-buang percuma waktu senggangku, tapi itu dapat membuatku rileks. Karena pada dasarnya orang bekerja pun tak hanya mengejar materi semata, tapi juga mengejar CUTI untuk sekedar refreshing. Tidak percaya? Buktikan.

Begitu juga dengan permasalahan. Bukan uang yang menyelesaikannya, namum waktu. Karena duduk berdua menyelesaikan permasalahan lebih efisien daripada menyelesaikannya lewat telepon.

Begitu juga pacaran. Lebih nyaman jika bertemu langsung lalu bercanda gurau daripada punya banyak uang untuk membeli pulsa sebanyak-banyaknya supaya bisa bercanda via seluler. Helloooo? Itu pacaran atau kuis interaktif? *oops

Banyak yang bilang uang itu segalanya. Tapi tanpa disadari, uang dapat membuat orang lupa diri. Sedangkan waktu akan membuat segalanya menjadi lebih indah. Bahkan waktu juga menjadi obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka.

Jadi sekali lagi, aku akan memilih waktu. Because time is everything. Tak akan pernah kusia-siakan lagi seseorang yang berusaha memberikan waktunya untukku.

Wednesday 16 December 2015

Panggilan Tuhan

Biarkan aku terbaring dalam lelapku
karena jiwa ini telah lelah
dan biarkan aku istirahat
karena batin ini tak kuat lagi menyangga beban hidup

Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan harum mewangi disekeliling ranjang ini
taburlah tubuh ini dengan wangian mawar dan melat
Dan bacalah isyarat kematian yang telah tertera jelas di dahiku ini

Sekali lagi izinkan aku istirahat diranjang ini
karena kedua bola mata ini sudah tak mampu untuk menatap
Biarkan sajak-sajak nyanyian bersalut bergetaran dan menyejukkan jiwaku

Terbangkanlah dawai-dawai irama harpa dan singkapkan tabir lara dihatiku.
Hapuslah air matamu sayang
dan tegakkanlah kepalamu
Ikhlaskan kepergianku

Dekatilah aku
Ucapkan selamat tinggal untukku
Ciumlah mataku dengan ulasan senyummu
Dan biarkanlah misa meletakkan tangan lembutnya didahiku dan memberkatiku

Monday 7 December 2015

God Always in my side

Dulu aku sempat berpikiran bahwa Tuhan tidak pernah memikirkanku, Tuhan tidak pernah memperhatikanku, Tuhan tidak pernah memberikan keadilan untukku, Tuhan selalu memberiku cobaan, Tuhan selalu mengujiku, Tuhan selalu menempatkanku diposisi yang membuatku bersedih.

Sempat putus asa ketika Tuhan mengujiku terus-menerus. Ketika ada sesosok makhluk Tuhan yang mendekatiku dan ingin bersamaku, ketika itulah Tuhan selalu muncul dipikiranku, Tuhan selalu mendatangkan pikiran sebuah pilihan yang membuatku bingung. Apakah aku harus menerima cintanya atau justru memilih berteman saja.

Mengapa Tuhan selalu membuatku bingung? Saat aku sudah nyaman, aku sudah cocok dengannya, mengapa Tuhan selalu mendatangkan perasaan ragu? Tidak inginkah Tuhan melihatku bahagia sebentar saja? Doaku setiap saat meminta didekatkan dengan orang-orang yang tulus menyayangiku, bukankah dia jawabannya? Lantas mengapa Tuhan seakan-akan mempermainkanku?

Berbulan-bulan aku tidak bisa memutuskan pilihanku. Sampai akhirnya dia memilih enyah dariku. Aku sempat marah kepada Tuhan. Mengapa Tuhan membiarkanku seperti ini? Mengapa Tuhan?

Berpikir dan berpikir, bernalar dan bernalar, ikhtiar dan ikhtiar. Aku berusaha mencari jawaban atas pertanyaanku sendiri kepada Tuhan, karena mau bagaimanapun, sekeras apapun aku memaksa Tuhan menjawab pertanyaanku, dia tak akan bersuara.

Tibalah saat dia mulai mencari penggantiku, tanpa dia sadar dia telah melukaiku. Tetapi aku juga sadar, aku telah melukainya lebih dulu. Apa dia balas dendam? Tapi bukankah orang yang menyayangiku tidak akan membuatku terluka? Bukankah begitu Tuhan? Lantas mengapa dia seperti ini?

Inikah jawabanmu atas pertanyaanku Tuhan? Dengan menunjukkan semuanya ini tepat didepan mataku. Tapi mengapa? Mengapa Tuhan selalu menunjukkan hal-hal yang selalu tidak ingin kulihat? Mengapa Tuhan selalu membuatku bingung?

Aku bernalar Tuhan berkata seperti ini "lihatlah dia yang kamu anggap menyangimu tulus, coba perhatikan. Jika dia menyayangimu tulus, dia tak akan meninggalkanmu. Walaupun bukan sebagai kekasihmu dia seharusnya masih ada disampingmu sebagai temanmu, bukan malah mencari penggantimu. Aku tak membuatmu bingung atau apapun yang membuatmu terluka. Aku hanya ingin menunjukkan ini, bahwa dia bukan yang terbaik untukmu. Makadari itu aku tak mengizinkan kamu dimilikinya." oke aku mengerti.

Dari situlah aku mulai menyadari, sepenuhnya bukan salah Tuhan. Mungkin aku yang terlalu naif. Aku sadar Tuhan selalu disisiku, Tuhan selalu memperhatikanku, Tuhan tak pernah meninggalkanku, dan yang terpenting Tuhan masih menyayangiku. Thanks God, you always in my side.

Thursday 3 December 2015

No Caption

Aku tau aku bukan perempuan yang baik. Oleh karena itu aku juga tidak berharap besar akan mendapatkan lelaki yang baik. Tapi satu hal yang harus kamu tau, sejahat-jahatnya kamu, senakal-nakalnya kamu, kamu tetap yang terbaik dimataku.

Kadang aku iri dengan hubungan mereka yang bisa langgeng, aku iri jika melihat pasangan yang akur, aku iri! Kapan aku bisa seperti itu Tuhan? Apa Tuhan ingin melihatku menjadi perempuan yang iri hati? Aku ingin menjadi perempuan yang baik. Aku juga ingin mendapatkan lelaki yang baik pula. Aku lelah jika selalu ditemukan dengan orang yang salah. Tapi jika seperti ini terus, bagaimana aku akan menjadi perempuan yang baik?

Aku tau, tidak seharusnya aku menyalahkan Tuhan. Aku hanya ingin bahagia, tertawa bersama pasanganku tanpa ada orang lain yang terluka oleh tawa kami. Bisakah Tuhan?

Aku yang tegar ini, aku yang kelihatannya tidak pernah ada beban pikiran ini, aku yang selalu kelihatan bahagia ini juga menyimpan begitu banyak duka. Salahkah jika aku menangis? Ingatlah, aku seorang perempuan. Lantas kenapa kalian berkata aku cengeng? Aku punya hati yang begitu rapuh. Aku juga sama seperti perempuan-perempuan yang lain, yang akan menangis jika hatinya terluka.

Wednesday 2 December 2015

Aku Mengerti, Terimakasih.

Aku sempat berpikir, " Apa aku terlalu baik hingga akhirnya kebaikanku selalu dilupakan? Apa aku tidak bisa mendapatkan kebahagiaanku sendiri? Apa Tuhan sudah sebah mendengarkan ceritaku yang selalu tentang kamu? Mengapa Tuhan harus mempertemukan jika akhirnya hanya akan dipisahkan? " Itu pertanyaan yang selalu muncul.

Aku pernah berkata " Aku. Perempuan yang akan menuntunmu sukses, bukan menuntutmu sukses. Itu alasanku tidak memaksamu untuk chat setiap saat walaupun hanya sekedar bertanya 'kamu lagi apa'. Dan setelah kamu mencapai titik kesuksesanmu, disitu akan ada perempuan yang jauh lebih baik dariku. Aku paham, aku ikhlas :) "

Dan aku juga tau, kamu sebagai lelaki pun juga punya tugas tersendiri. Yaitu menuntunku kejalan yang jauh lebih baik, mengarahkanku ke arah yang jauh lebih baik. Dan disaat aku telah mencapai titik kesuksesanku menjadi perempuan yang jauh lebih baik dari aku yang sebelumnya, " Akan ada lelaki yang jauh lebih baik dariku. Aku paham, aku ikhlas. " pasti kamu juga berpikir demikian. Tapi kamu tidak mengerti, kamulah lelaki yang jauh lebih baik dimataku, bukan dia atau mereka.

Telah lama aku berpikir memutar otak untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul dibenakku. Dan kini aku tau, aku paham. Ternyata inilah alasanmu pergi menjauh perlahan-lahan dariku. Terimakasih untuk semua ajaran-ajaran yang membuatku menjadi perempuan yang jauh lebih baik. Semoga kamu menemukan perempuan yang jauh lebih baik dariku.

Tuesday 17 November 2015

Sepenggal Kisah Hidupku

Dari kecil aku sudah terbiasa dengan lingkungan keluarga yang tidak utuh. Namaku Monike, aku anak satu-satunya dikeluarga kecilku. Dulu kami sekeluarga hidup bahagia, sebelum gempa menimpa Bantul Yogyakarta beberapa tahun silam. Dulu aku masih kecil. Dan sejak saat itu, hubunganku dengan ayah dan ibuku mulai renggang, begitupun hubungan ayah dan ibuku.

Ayahku kemudian pergi meninggalkan aku dan ibuku di Jogja. Aku tinggal bersama kakek dan nenekku selepas itu. Dia pamit mau ke Jakarta, itu seingatku. Hingga bertahun-tahun tidak ada kabarnya sama sekali. Cukup lama aku dan ibuku tidak berkomunikasi dengan ayah. Keluarga ayah disana juga tidak tau keberadaannga. Hingga saat tahun 2009 tepatnya aku kelas 4 SD, nenekku meninggal dunia. Tinggal lah kami bertiga (aku, ibu, kakek). Aku yang masih belum bisa mencerna semuanya hanya bisa diam. Lalu beberapa hari kemudian keluarga ayahku dari Banjarnegara datang ke Jogja, tapi tidak dengan ayahku. Mereka hanya berbelasungkawa saja.

Lalu setahun kemudian ayahku menghubungiku via telepon. Rindu haru tumpah semuanya, aku menangis mendengar suara sosok ayah yang lama tidak aku dengar. Dia bilang, dia sedang berada di Kalimantan. Lalu kami berbincang-bincang hingga ayahku berpesan "monike sekolah sing pener ya, ngisuk ayah bali nek monike wis SMP" Itu pesan terakhir dari ayahku, sejak saat itu nomornya tidak dapat dihubungi lagi.

Beberapa tahun kulewati dengan biasa saja, dan aku mulai kenal yang namanya pacaran sejak kelas 5 SD. Tapi itu tidak mengganggu sekolahku, dan aku lulus SD dengan nilai yang lumayan, 25,10. Dan aku masuk disalah satu SMP Negeri disini, hari-hari pertama kulewati dengan biasa saja. Tapi lama kelamaan aku mulai berpikir. Kenapa teman-temanku diantar jemput orang tuanya, sedangkan aku tidak? Sejak saat itu mulailah timbul perasaan iri dan cemburu. Pikiranku mulai kacau, belajar pun tidak konsen. Aku teringat ayahku yang tega meninggalkanku diumurku yang terbilang masih sangat butuh perhatian dan kasih sayangnya. Aku teringat kembali pesan ayahku yang akan pulang saat aku masuk SMP. Ah mungkin dia lupa.

Naik ke kelas 8 ada yang berubah dari ibuku. Dia mulai mengabaikanku, yang dia urus hanya HP dan HP. Suara keras lantang selalu menyertainya saat kuajak bicara. Aku yang memang juga keras orangnya tidak terima jika aku setiap hari dibentak-bentak. Aku tau ibu kecewa dengan ayah, aku tau perasaannya. Tapi ibu tak pernah sedikitpun mengerti perasaanku jika aku juga sakit hati terhadap ayah dan setiap kata yang selalu terucap dari mulutnya.

Aku lelah jika hidupku seperi ini terus-menerus. Hingga aku kenal skip/songop/bolos, dan aku mulai melakukannya bersama teman-temanku . Hingga aku selalu keluar masuk ruangan BK dan mendapat surat pernyataan. Aku semakin lelah dengan dunia, aku mulai kenal alkohol dan selalu pulang malam. Setiap sampai di rumah aku selalu menangis meratapi semuanya, kenapa aku dilahirkan jika aku hanya menjadi sampah seperti ini?

Beberapa bulan kemudian ibuku mendapat kabar jika ayahku sudah menikah lagi (resmi) saat posisi status ibuku masih menjadi istrinya. Kemudian melalui proses yang sangat panjang, berpisahlah ibuku dan ayahku TANPA BERPIKIR DAHULU BAGAIMANA NASIB MENTAL DAN PSIKIS ANAK PEREMPUAN SATU-SATUNYA INI.

Kalian pembaca tentu tau bagaimana perasaanku? Aku mulai shaxied. Aku selalu pulang pagi, aku tidak memikirkan apa-apa lagi. Intinya aku lelah. Hingga aku telat mens 3 bulan, ibuku mengira aku hamil. Sedangkan aku tidak pernah melakukan hubungan itu selama aku pacaran dan selama aku keluar malam pulang pagi tidak pernah sekalipun aku melakukan hal tidak senonoh seperti itu. Ibuku tetap saja tidak percaya, hingga aku ibu menyuruhku test kehamilan hingga 3x dan hasilnya negative. Ibuku masih tidak percaya, dia membawaku ke dokter dan lagi-lagi hasilnya negative

Hingga akhirnya aku dan ibuku ke psikolog. Dan hasilnya aku depresi hingga aku bisa telat mens selama ini. Saat aku pulang, aku masih saja kena marah habis-habisan. Ibuku menyalahkan teman-temanku yang membuatku seperti ini. Ibuku sama sekali tidak pernah berkaca jika dia penyebab dari semua ini. Harusnya dia menjadi ibu sekaligus ayah untukku, tapi seakan-akan dia malah menjadi seperti majikanku yang memarahiku tanpa sebab setiap hari. Padahal jika aku salah, sebelum ditegur pun aku pasti minta maaf dahulu. Yang aku inginkan bukan materi, tapi kasih sayang dan perhatian.

Ibuku tetap tidak mau disalahkan, begitupun aku yang tidak rela jika teman-temanku disalahkan begitu saja. Karena selama ini merekalah yang selalu ada untukku saat keluargaku diambang kehancuran. Aku tidak tega melukai ibu dengan kata-kata kasarku, aku lelah berdebat, aku memutuskan pergi dari rumah dengan perasaan hancur. Kubawa HP, baju, uang 200k dan motor. Sepanjang jalan aku menangis, aku bingung harus kemana. Dan temanku 2 orang menemaniku (perempuan semua), kami bertiga memutuskan ke GK. Kami menyewa penginapan disana, dengan uang 200k untuk keperluan makan dan tidur bertiga.Kami hanya bertahan 2 hari karena konflik diantara kami yang melibatkan perkelahian (bukan masalah pacar).

Kemudian aku tidur di rumah temanku yang sudah kuanggap kakak sendiri, dia menampungku 2 hari hingga akhirnya saudara-saudaraku mencariku hingga dilaporkan ke kantor polosi dengan berita ANAK HILANG. Sampainya aku di rumah, ibuku menangis memohon maafku, aku tidak bisa memaafkannya. Begitu banyak perkataan yang menyakitiku dan berakhir dengan kata maaf. Bagiku tidak selucu itu. Tapi lambat laun aku bisa memaafkannya. Aku mengancam jika ibu seperti itu lagi aku akan lebih parah dari kemarin.

Hingga aku kenal sosok laki-laki yang menurutku dia laki-laki baik-baik. Dan benar, dia memang laki-laki yang sangatlah baik. Dia mampu meredam seluruh emosiku, dan akhirnya dia menjadi pacarku. Tapi sayang, aku tidak begitu menyayanginya seperti dia menyayangiku. Hingga akhirnya dia pergi (baca article: Pahlawanku). Dia hanya kujadikan pelampiasan kebencianku terhadap laki-laki, yaitu ayahku. Aku amat sangat kecewa terhadap ayahku, tapi entah mengapa aku selalu meninggikan ayahku di depan mereka yang menganggap ayahku seorang bajingan yang tidak bertanggung jawab. Menurutku kalian yang bajingan yang berbicara seperti itu. Tapi tetap rasa kecewa itu pasti ada.

Itu pengalamanku pergi dari rumah pertama kalinya. Kemudian aku naik ke kelas 9 dengan nilai yang sangat memuaskan, dimana nilaiku tidak ada yang dibawah 8. Aku begitu bangga, aku yang nakal seperti ini bisa mendapat nilai yang memuaskan. Hingga aku teringat ayah, teringat janji ayah tepatnya yang saat aku SMP dia akan pulang. Aku sudah kelas 9 ayah tak kunjung pulang-pulang juga, aku mulai kepikiran lagi. Emosiku labil lagi, dan ibuku kembali seperti dulu lagi. Aku berpikir akan hancur yang kedua kalinya. Dan ternyata benar, fisik dan mentalku tidak kuat menerima ini. Lagi-lagi aku depresi, aku mulai skip lagi, aku mulai keluar-keluar malam lagi.

Aku mencoba sabar, aku mencoba tabah. Banyak support dari teman-teman tapi tidak dengan ibuku, dia mengacuhkanku lagi. Hingga aku sampai di titik kesabaranku habis. Aku hanya terdiam dirumah, tidak bicara, tidak makan, hanya menangis dan menangis. Aku sudah benar-benar lelah dengan hidupku. Aku tidak ingin meneruskan sekolahku lagi, biar aku hancur.

Guru-guru silih berganti berdatangan ke rumah, membujukku untuk kembali sekolah. Aku tetap tidak mau bicara. Kurang lebih 3 minggu aku berdiam diri seperti orang gila, fisik tersenyum hati menangis. LIHAT YAH LIHAT BU ! LIHAT PUTRIMU SAAT INI !!!!! Selalu itu yang ada dibenakku.

Setelah melewati masa menyedihkan itu aku mulai bersekolah kembali, tapi bukan di SMP yang dulu. Aku dipindahkan ke sekolah lain, aku bahagia dan lulus disana dengan nilai yang memuaskan. 34,00.

Liburan tiba, aku mengisi liburanku dengan berkunjung ke club malam daerah Malioboro. Hingga aku kenal lagi dengan dunia malam yang gemerlapan dan botol alkohol yang selalu kugenggam hampir setiap malam. Hampir semua merk minuman bermerk pernah kutenggak. Dan aku mulai ikut sahabatku bekerja di club tersebut, bukan sebagai wanita penghibur (kalian pembaca jangan menjudge dulu). Tapi sebagai GRO, dengan semua itu aku bisa mencari uang sendiri.

Hingga ada laki-laki yang bersikeras memintaku berhenti dari pekerjaan itu. Dan aku menurutinya, aku kembali hidup normal lagi. Kulalui hari-hariku seperti biasa. Dan aku berjanji tidak akan menenggak alkohol lagi.

Pendaftaran siswa baru tiba, dan aku diterima disalah satu SMK SWASTA yang memang aku inginkan karena disana terdapat asrama (bukan pondok pesantren). Itu dapat membuatku berjarak dengan ibu agar tidak terjadi konflik lagi. Aku takut kejadian dahulu terulang kembali. Tapi aku disana tidak bertahan lama, kemudian aku kost dengan teman-ku berlima di kota. Mereka dahulu temanku bekerja di Cafe jl Malioboro. Disitu aku juga tidak bertahan lama karena ada konflik.

Akhirnya aku kembali ke rumah. Keributan terjadi lagi, hingga saat ini. Ditambah mereka yang dekat denganku, yang selalu mensupportku enyah satu persatu. Itu membuatku rapuh, beban pikiran menghantuiku setiap hari. Tidak tenang, itu pasti.

Dan aku di bulan ini november 2015, aku telat mens seminggu lebih. Namun kali ini masalah percintaan sedikit ikut campur.

Kalian tega melihatku seperti ini? Kalian tega melihatku depresi lagi? Kalian tega melihatku jatuh lagi? Terutama KAMU. Kamu tega menyakiti perempuan sepertiku? Perempuan yang selalu ingin mencoba hidup sejajar dengan perempuan seumurannya. Kamu tega membuatku meneteskan air mata lagi? Tolong jangan buat aku membenci laki-laki untuk yang kedua kalinya, aku mau kamu jadi laki-laki pertama yang akan kukenalkan pada ayahku jika Tuhan masih mengizinkan aku bertemu ayah.



Pahlawanku

Aku membuka ponselku tidak ada lagi pesanmu yang selalu memenuhi kontak masukku sekedar mengucapkan selamat pagi atau selamat tidur. Tidak ada lagi canda tawamu disetiap kebahagiaan, tidak ada lagi leluconmu yang selalu membuat aku tertawa. Tidak ada lagi tatapan matamu yang penuh kasih sayang yang membuat jantungku seakan terlepas, tidak ada lagi genggaman tanganmu yang membuatku kuat menghadapi masalah yang mendatangiku.

Sekarang seperti ada yang hilang. Aku berharap hari-hariku bisa berjalan seperti biasanya tanpa hadirmu. Dan sekarang aku bisa, walaupun ada yang kosong dihati ini.

Sekarang aku sadar, aku menyayangimu. Dan aku sadar, bukan dia yang nyayangiku tulus, tapi kamu yang selalu menyayangiku melebihi keluargaku menyayangiku. Kamu ingat saat aku pergi dari rumah karena broken home? Kamu kan yang menghidupiku selama 1 bulan. Uang jajanmu selalu kamu berikan untukku semua, sampai pakaianmu sudah berapa yang kamu jual hanya untuk menghidupiku? Banyak. Ku hitung-hitung jika hanya satu juta itu lebih. Bahkan kamu membelikanku seragam sekolah biar aku bisa lulusan dan coret-coretan denganmu walaupun aku belum lulus.

Kamu selalu memanggilku dengan sebutan sayang, tapi aku selalu memanggilmu mas. Kamu kuselingkuhi sekian kalipun kamu masih setia disiku. Bahkan kamu pernah meneteskan air matamu untukku, kamu ingat itu mas?

Aku menyesal telah memilih dia dibanding kamu yang jelas-jelas pacarku. Dan aku juga mengerti jika dia seorang playboy, bodohnya aku tetap kekeh memilihnya. Aku menyesal membuatmu kecewa, padahal aku tidak ada niat membuatmu kecewa. Dia sudah menyakitiku berulang kali, tapi aku selalu percaya dengan perkataannya. Berbeda jauh denganmu. Kamu selalu menjagaku, menjaga perasaanku lalu kusia-siakan begitu saja. Mengapa aku sebodoh ini?

Aku tak pernah membalas kebaikanmu, aku tak pernah sesayang kamu menyayangiku. Bahkan aku selalu melimpahkan amarahku semua ke kamu. Dan anehnya justru malah kamu yang meminta maaf. Sering aku berbohong, aku kencan dengannya tanpa sepengetahuanmu. Waktu kamu mengajakku bertemu, aku selalu banyak alasan. Tapi begitu dia mengajakku bertemu, aku selalu mengiyakannya. Aku sadar itu semua salah, tapi mengapa selalu kuulangi berlulang kali.

Kamu selalu mewujudkan apa yang aku inginkan, tapi aku tak pernah mau jika diharuskan begini begitu. Beberapa saat kita terdiam, itu membuatku marah. Aku berpikir kamu memutuskan aku secara sepihak. Setelah itu kamu muncul dengan memberi kabar, ini saat-saat terakhirmu di jogja karena kamu disekolahkan disana (luar kota) oleh orangtuamu. Tapi bukankah beberapa hari kemarin aku menemanimu mencari sekolah baru untukmu? Aku marah, aku juga menyembunyikan kesedihanku. (Bayangkan saja aku sedang tidur, dia mengetik pesan panjang lebar lalu membangunkanku menunjukkan tulisannya pada monitor yang berada di depanku) Sebenarnya aku benci dengan perpisahan ini.

Tidak tau mengapa aku selalu merasa sedih dan bersalah jika mengingat kejadian itu. Seperti ada ribuan bahkan jutaan penyesalan yang mendatangiku Apa kamu terluka karena aku? Aku menangis sejadi-jadinya dimalam ini. Aku seperti kehilangan pahlawanku.

Aku marah mengapa aku tidak bisa melupakanmu. Terutama kesalahanku terhadapmu. Setiap hari aku selalu berkeluh kepada Tuhan, ini semua tak adil bagiku.  Aku berpikir apa kamu sudah mendapatkan penggantiku? Kalau aku sudah mencoba mencari  selepas pergimu. Aku sudah mencoba dengan tiga orang. Dan hanya bertahan beberapa bulan saja, tidak cocok. Tidak ada yang sepertimu.

Di mimpiku kamu selalu ada, tapi di dunia nyata kamu menjadi mimpiku. Tak lupa kuucapkan terimakasih karena kejadian ini aku dan keluargaku akrab lagi. Tidak ada pergi-pergian lagi dari rumah. Aku punya Tuhan, aku punya keluarga, aku punya sahabat (eva) yang selalu ada untukku. Aku mengerti Tuhan sedang mengujiku dan akan menunjukjan jalan keluarnya untukku. 

Menurutku kamu yang terbaik dimataku, tapi belum tentu terbaik dimata Tuhan. Jika aku boleh meminta, aku ingin bersamamu lagi, akan kuperbaiki semuanya. Janji tak akan terulang kejadian yang dahulu.

Selamat jalan selamat mengejar cita-citamu disana, bahagiakan orang-orang terdekatmu. Terimakasih untuk semuanya, semoga Tuhan memberkati setiap langkahmu, sayang.

Saturday 14 November 2015

Kamu ingat ini?

Aku pernah bilang; " pergilah kamu sesuka hatimu, silahkan cari wanita yang lebih baik dariku. Aku tidak bisa jika setiap jam chat, setiap waktu ketemu. Aku tidak ingin terlalu masuk ke soal percintaan. Anggap saja aku batu dan kamu burung, terbanglah sesuka hatimu kesana kemari. Jika kamu disakiti olehnya, kembalilah kesini, aku masih disini."

Bukan bermaksud menolakmu, aku tidak ingin akhirnya kamu tidak nyaman denganku. Jika berteman saja kita bisa sedekat ini, kenapa tidak? Aku memang menyayangimu, ketika kamu pergi aku juga merasa kehilangan. Tapi kembali lagi, aku yang salah tidak menerima waktu kamu menawarkan diri untuk kumiliki.

Sebisa mungkin tak akan kukeluarkan air mataku untukmu, aku takut jika seperti itu akan membuatku merasa selalu bersalah. Kusimpan semua ceritaku sendiri, belum pernah aku menceritakan tentangmu ke teman-temanku (dulu).

Kamu baik, kamu perhatian, aku bilang "tidak" pun kamu tetap masih setia disisiku. Kamu selalu marah jika aku keluar malam, perhatianmu melebihi perhatian orangtuaku.

Terimakasih pernah menjadikanku wanita yang spesial, yang selalu kamu tinggikan di mata orang lain.

Friday 13 November 2015

Gadis Broken Home

Apa salahnya anak perempuan dari keluarga broken home punya banyak teman laki-laki? Hanya teman (tidak untuk dijadikan pacar) tidak lebih. Tidak terlalu memikirkan tentang asmara. Mereka hanya tidak ingin mengalami broken home yang kedua kalinya.

"karena ayah yang katanya kasihnya sepanjang jalan pun akhirnya meninggalkan, apa lagi kamu"

Jadi jangan ngejudge gue pacarnya banyak, karena mereka cuman temen nggak lebih. Punya temen laki itu lebih enjoy. Suka duka tinggi bersama, daripada temen cewek yang kadang suka rebutan pacar atau sering masukin omongan candaan ke hati trus ujung ujungnya ngomongin di belakang. Ya gitu sih, tapi dukanya punya banyak temen laki juga banyak sih. 

Diantaranya; dikatain cewek ngga bener, misal kalau itu cowok udah punya pacar pasti dituduh PHO. Tapi dibalik itu ada sukanya juga, susah dijelasin lewat kata-kata.

Dan cewek broken home yang bergaulnya sama laki-laki itu belum tentu akhlaknya buruk, mereka itu cuman mau dapet kesenangan yang nggak mereka dapetin didalam rumah. Iya emang banyak yang nilai itu negatif, tapi yang nilai gitu tuh nggak tau gimana bahagianya yang dirasain cewek broken home.

Mereka lebih cenderung bergaul dengan lawan jenis, nggak tau kenapa dan apa alasannya. Tapi itu yang gue rasain sekarang. Mungkin karena gue jarang ngerasain ada sosok laki-laki (Ayah) di sekitar gue selama ini. Makanya gue lebih nyaman punya temen laki. Gue enjoy dengan hidup gue seperti ini. Nggak dapet kasih sayang dan perhatian dari orang tua, okelah. Yang penting mereka teman-teman yang selalu ada.


Kepercayaan yang Lenyap

Flashback ya. Inget nggak dulu kita kenalannya gimana? Iya ledek2an gitu, sampai akhirnya lama-lama capek juga trus nggak tau ceritanya gimana kita bisa deket banget.

Sampai gue bener-bener percaya banget sama lo, semua masalah gue  ceritain ke elo. Ada apa-apa gur ceritain ke elo. Sampai hal yang nggak penting pun juga gue ceritain. Hehe

Hingga pada akhirnya ada sesuatu yang nggak mungkin gue ceritain, yaitu tentang dia. Gue nggak bisa jujur setiap lo tanya "gimana sekarang?". Gue takut kalau gue cerita, lo jadi gimana gitu. Gue takut lo ngejauh kalau gue cerita tentang cowo lain. Yaudah sebisa mungkin gue tutupin itu semua dari lo, sampai akhirnya gue bingung. Sama siapa gue harus cerita? Siapa yang rela dengerin cerita gue berjam-jam selain elo? Gue bingung, nggak tau mau gimana lagi.

Dan sekarang semenjak gue deket sama dia, gue ngerasa dia juga seperti lo yang rela mendengarkan gue ngoceh. Dan gara-gara gue jarang cerita, gue jarang komunikasi sama lo. Lo sekarang perlahan-lahan ngejauh. Sempet kehilangan banget. Gue bbm selalu D, gue telfon selalu nggak nyambung, gue sms norespon, gue wasap selalu centang biru 2.

Huft, gue tau gue salah. Gue tau gue jahat. Gue cuman mau minta maaf sama lo kalau gue pernah buat lo kecewa, gue ngga bermaksud gitu. Sekali lagi gue minta maaf, kalau emang udah nggak mau kenal lagi ya udah, tolong jangan benci gue. Gue nggak mau ada dosa sama lo.

White Penis