Seorang Gadis yang Terluka oleh Dunia yang Teramat Palsu: Tentang Kasih Sayang Seorang Ayah kepada Putrinya

Saturday 22 October 2016

Tentang Kasih Sayang Seorang Ayah kepada Putrinya

Gue sebenernya iri akan hal ini. Tapi gapapa, gue nulis ini buat kalian. Semoga bermanfaat.

     Pernahkah kamu merasa jika Ayah tidak sebaik Ibu, jika Ayah tidak selembut Ibu, jika Ayah tidak sekalem Ibu? Pasti pernah. Mungkin memang kasih Ibu sepanjang masa, namun kasih Ayah sepanjang jalan. Mungkin memang surga di telapak kaki Ibu, namun surga Ibu ada di telapak kaki Ayah. Ayah dan Ibu selalu mengiringimu, mereka selalu disisimu, dan mereka selalu ada bersamamu.
     Saat Ibu mengandungmu, Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Mungkin memang Ibu yang mengandungmu, namun Ayah yang memperhatikan nutrisimu, perkembanganmu dll. Ayah bekerja tanpa lelah untuk membiayai check up kandungan Ibu ke dokter, membiayai kebutuhan calon bayi mereka, membiayai persalinan Ibu. Dan setelah kamu lahir, Ayah masih terus bekerja tanpa lelah hanya agar demi kamu dan Ibu tercukupi lahir dan batin.

1. Mungkin dilihat dari sisi luarnya, ayah memang keras, ayah memang garang. Namun pernahkah kamu melihat dari sisi dalamnya? Betapa lembutnya kasih sayang yang ia miliki.
     Ini pasti seringkali banyak dirasakan seorang anak. Seorang anak akan merasa jika Ayahnya galak dan selalu memarahinya disetiap waktu. Tidak sepertu Ibu yang selalu menasehati dengan lembut setiap anaknya melakukan kesalahan. Namun jangan berpikiran jika Ayah tidak peduli denganmu.
     Ayah sebenarnya sangat peduli denganmu. Ayah seperti itu karena Ayah tidak ingin melihatmu gagal dalam segala hal. Ayah ingin kamu berhasil, Ayah ingin kamu sukses.
     Taukah kamu? Setelah memarahimu, Ayah selalu merenung dan sejenak menyesali apa yang sudah dilakukannya. Sebenarnya dalam lubuk hatinya, ia tidak tega melihatmu bersedih apalagi sampai menangis karena amarahnya. Ayah merasa belum menjadi Ayah yang baik karena selalu membuat anaknya bersedih. Namun ia melakukan semua ini demi kebaikanmu sendiri.

2. Saat kamu sakit, Ayah seperti diam saja. Namun kenyataannya Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Bahkan sampai ia tak bisa tidur.
     Siapa yang selalu ada disaat kamu sakit? Ibu. Ya. Mungkin memang ibu yang selalu ada. Itu karena ibulah yang selalu merawatmu dengan telaten hingga keadaanmu membaik dan sembuh.
     Lalu kemana Ayah? Ayah hanya diam saja, semuanya diserahkan kepada ibu, seakan-akan tidak peduli. Tidak seperti itu. Jika kamu sakit, Ayahlah yang paling mengkhawatirkanmu. Ayahlah yang tak pernah henti memikirkanmu, tak pernah henti mengingatkan Ibu untuk merawatmu. Jika ia tak punya uang untuk pengobatanmu, Ayah yang pusing memikirkannya. Ayah akan bekerja siang malam hanya untuk membiayaimu berobat.

3. Saat putriya beranjak dewasa, ayahlah orang yang paling khawatir tentang masa depanmu.
     Sudah tidak aneh saat masih imut-imut kamu masih sering berada di rumah. Namun seiring bertambah usiamu, itu yang membuatmu jarang berada di rumah. Entah itu karena mengerjakan tugas kelompok yang menumpuk atau asik dengan dunia luar.
     Selain itu urusan asmara. Diusiamu yang terhitung masih belia mulai mengenal cinta-cintaan yang bahkan masih dikata cinta monyet. Apalagi jika kekasihmu sudah berani mengantar jemputmu.
     Disinilah Ayah akan terlihat over protektif dengan putrinya. Sering terjadi saat putrinya diantar oleh laki-laki, ia sudah standby di depan rumah dengan wajah sangarnya. Bahkan Ayah tak segan menginterogasi sampai memarahi laki-laki tersebut jika terlalu larut mengantar putrinya pulang.
     Ini yang seringkali membuat kebanyakan teman laki-laki putrinya takut mengantar sampai depan rumah, bahkan ada yang hanya mengantar sampai depan komplek karena takut kena amukan satpam penjaga pintu rumah si perempuan.
     Namun kamu jangan risih jika Ayah seperti ini. Sebenarnya, Ayah hanya khawatir karena ia takut kehilangan putrinya. Dengan putrinya mempunyai teman laki-laki, Ayah menganggap bahwa teman laki-laki putrinya telah merebut mutiaranya yang kini telah beranjak dewasa.
     Ini semua Ayah lakukan karena ia takut putri yang selalu ia jaga dan rawat sejak kecil sampai kebablasan dalam urusan cinta (monyet).

4. Ayah tidak ingin putrinya gagal dalam segala hal, sehingga Ayah terkesan keras mendidik anaknya.
     Berbeda dengan ibu yang cerewet dan sering marah-marah. Ayah itu jarang marah. Namun sekalinya ia emosi, Ayah kadang bisa melakukan kontak fisik. Terkadang, ayah juga bisa marah dengan mengeluarkan kata-kata yang sangat tajam karena menusuk hati. Namun semua perkatannya itu benar. Jika kamu bisa menangkap dan menerima maksud dari kata-katanya (yang terkesan tajam), niscaya kamu akan termotivasi untuk menjadi yang lebih baik. Namun biasanya kebanyakan anak selalu beranggapan "Ayah jahat".
     Jangan tersinggung jika Ayah suka galak. Itu semua untuk kebaikanmu agar kamu tidak mudah menyerah saat kamu gagal dalam suatu hal.

5. Saat kamu diluar rumah, Ayahlah yang paling mencemaskanmu. Ayah selalu meminta ibu menanyakan kabarmu.
     Ini juga sering terjadi saat kamu sedang berada di luar rumah, Ibu sedikit-sedikit sms, sedikit-sedikit telepon mengingatkanmu untuk agar jangan pulang terlambat. Dan ini sering membuatmu merasa risih dan malu dengan teman-teman. Itu semua ibu lakukan karena setiap orang tua pasti khawatir takut anaknya kenapa-kenapa di luar sana.
     Lalu bagaimana dengan ayah? Apakah ayah tidak khawatir?  Justru Ayahlah yang selalu meminta Ibu untuk menanyakan kabarmu. Dan sesampainya kamu dirumah, disaat itulah Ayah menunjukkan kekhawatirannya dengan sedikit memarahimu jika kamu pulang terlambat.

6. Ayah adalah lelaki yang tidak pernah menyakiti hati putrinya.
     "Papa is my Hero” Seorang Ayah tidak ingin melihat anaknya tersakiti. Apalagi masa-masa remaja seperti ini, sedang jaman galau-galauan. Untuk perempuan (kamu khususnya) yang sedang jatuh cinta dan sakit hati. Saat inilah putrinya akan lebih sering murung sendiri karena patah hati.
     Taukah kamu? Ayah diam-diam selalu memperhatikanmu. Dan ingatkah saat kamu kecil, jika kamu diejek atau dinakali temanmu, pada siapa kamu mengadu? Ayah. Yaps. Bahkan ia tidak segan-segan mencari tahu siapa yang membuat putrinya bersedih hingga melabraknya.

7. Saat kamu berhasil, Ayahlah orang terdepan yang sangat bangga atas keberhasilanmu. bahkan Ayah bisa saja menitikkan air mata.
     Kesuksekan tidak bisa didapatkan dengan cara yang instan. Untuk mencapai sebuah keberhasilan, semuanya membutuhkan yang namanya jatuh bangun dalam kehidupan. Selain itu, semua ini berkat dukungan orang-orang disekitarmu. Terutama, orangtua.
     Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya berhasil mencapai sesuatu yang kamu impikan selama ini? Bangga, senang, bahagia tentunya. Begitu juga perasaan kedua orangtuamu, terutama Ayah. Ayah pasti sangat bangga atas pencapaianmu dengan segala usahamu selama ini. Karena Ayah merasa berhasil dalam mendidik anaknya. Saat itu pula, Ayah bisa seketika menjadi sangat cengeng. Karena tidak biasanya seorang Ayah menangis dihadapan anaknya. 

8. Saat putrinya sudah berani membawa teman laki-lakinya pulang, ayah akan bersikap jauh lebih tegas dari biasanya.
     Ayah tidak ingin anaknya salah pilih dalam memilih pasangan. Tidak heran jika Ayah selalu berprasangka buruk kepada teman laki-lakimu. Karena Ayah tidak ingin putrinya terjerumus. Diam-diam Ayah mencari tahu seluk beluk teman laki-lakimu itu. Bahkan jika teman laki-lakimu sampai menyakitimu, ia tak akan segan melabrak bahkan memukulinya.
     Apalagi jika sudah soal masa depan. Karena menikah itu sebuah perjanjian yang mengikat seorang lelaki dan per. Intinya, wajib bagi yang sudah mampu. Tuh kan, nikah itu penting karena hubungannya bisa dengan Tuhan. Oleh karena itu, Ayah sangat berhati-hati soal hal ini.

9. Ketika selesai mengucap janji suci (Ijab Qabul) Ayah pergi kebelakang karena menangis.
     Untuk para perempuan, jika kalian menikah pasti Ayah yang menjadi wali nikahmu. Percaya atau tidak, setelah mengucap janji suci (Ijab Qabu) akan banyak kejadian dan Ayah akan minta izin kebelakang dengan alasan kebelet atau apa, namun sebenarnya dia ingin menangis. Ia menangis karena tugas Ayah sudah selesai. Dari mulai mengurus, membesarkan, mendidik. Karena sekarang putrinya sudah diambil sepenuhnya oleh suaminya. Dan kebahagiaan putrinya selanjutnya, ada di tangan suaminya.

-END-

Setelah baca tulisan di atas, pasti lo sekarang udah ngerti gimana besarnya kasih sayang Ayah yang sebenernya. Jadi, jangan sesekali lo berpikiran jika Ayah tidak peduli, galak, menjengkelkan dll. Itu semua Ayah lakukan semata-mata untuk kebaikan lo.
Iya sih gue sadar, kalo gue nggak akan bisa mengalami dan merasakan semua itu sampai finally gue nikah. Karena gue cuman bisa merasakan kasih sayang Ayah sampai umur 6/7tahun saja. Tapi gapapa. Gue punya Kakung yang selama ini menggantikan perannya sebagai Ayah walaupun usianya sudah senja. Semoga Kakung panjang umur, agar bisa menjadi wali dipernikahanku kelak.

1 comment:

  1. NICE ARTIKEL SANGAT BERMANFAAT BANGET GAN DAN JANGAN LUPA KUNJUNGI WEBSITE KAMI KEMBALI

    ReplyDelete

White Penis